Sunday, September 25, 2011


1.       Supply  Chain Response Matrix
Asal alat ini dari teknik pada pemampatan waktu dan gerakan logistik. Banyak pakar menerapkan alat ini diantaranya: New (1993) dan Forza (1993) untuk mengatur aliran rantai pasok di industri tekstil, Beesley (1994) pada industri otomatif, ruang angkasa (aerospace), dan konstruksi, dan Jessop dan Jones (1995) dalam industri elektronik, makanan, pakaian, dan otomotif. Alat ini memberikan gambaran kondisi  lead time untuk setiap proses dan jumlah persediaan.  Dengan alat ini, pemantauan terjadinya peningkatan atau penurunan  lead time (waktu distribusi) dan jumlah persediaan pada tiap area aliran rantai pasok dapat dilakukan. Adanya pemetaan tersebut akan lebih memudahkan manajer distribusi untuk mengetahui pada area manaaliran distribusi dapat direduksi lead time-nya dan dikurangi jumlah persediaannya.

Aplilkasi Pemetaan Metode Kerja di Industri
Contoh aplikasi pemetaan metode kerja dalam dunia Industri diambil dari kasus perusahaan PT IHSG yang ingin mengeliminasi waste pada industri kemasan semen. Eliminasi wate ini diyakini mampu menstimulasi perusahaan terutama pada peningkatan produktivitas dan kualitas. Peningkatan produktivitas terjadi bila adanya perampingan operasi yang dapat mengindentifikasi lebih dini  waste dan masalah kualitas yang akan terjadi ke depannya. Upaya sistematis mereduksi waste  adalah hal yang mendasar mengurangi buruknya kualitas dan mengeliminasi permasalahan manajemen yang mendasar (Bicheno, 1991). Shigeo Shingo (1989) berhasil merumuskan tujuh jenis  waste yang mungkin ada di perusahaan.

Ketujuh waste tersebut adalah (1) kelebihan produksi (overproduction), (2) gerakan yang tidak berguna (unnecessary motion), (3) transportasi yang berlebihan (excessive transportation), (4) cacat (defect), (5) proses yang tidak tepat (inapproriate processing), (6) persediaan yang tidak penting (unnecessary inventory),dan (7) waktu tunggu (waiting).

Upaya mereduksi waste diperusahaan akan lebih mudah dilakukan bila perusahaan mampu memilah-milah operasi yang ada. Monden (1993) meyakini dalam konteks internal manufaktur  ada tiga tipe operasi yang perlu diperhatikan perusahaan adalah, yaitu  (1) Tidak bernilai tambah (non-value adding), (2) penting tetapi tidak bernilai tambah, (3) dan bernilai tambah. Tipe operasi tidak bernilai tambah merupakan murni waste atau gerakan mubazir dan seharusnya direduksi bahkan bila perlu dihilangkan. Waktu tunggu dan pengangkutan yang repetitif merupakan contoh operasi yang tidak bernilai tambah. Tipe operasi penting tetapi tidak bernilai tambah adalah operasi tidak bisa dihindari untuk tidak dilakukan atau berlebihan dari standar yang ada. Berjalan mengambil part dan memindahkan tools dari satu operator ke operator lainnya merupakan contoh dari tipe operasi penting tetapi tidak bernilai tambah. Para pakar (akademisi maupun  praktisi) meyakini bahwa pemetaan aliran nilai (value stream) untuk ketiga tipe operasi tersebut adalah hal yang penting dilakukan perusahaan sebelum mereduksi operasi yang tidak bernilai tambah.

PT IHSG bergerak di bidang pembuatan kemasan semen, meyakini pentingnya pemetaan aliran nilai sebelum menentukan perbaikan dalam rangka mengurangi waste di perusahaan. Masih tidak efisiennya perusahaan karena  lead time, keterlambatan dan waktu tunggu yang panjang, dan problem kualitas yang tidak sesuai dengan spesifikasi dari konsumen. Hasil indentifikasi awal terhadap produk yang dihasilkan menunjukkan produk kemasan woven laminasi adalah produk yang paling sering ditemui terjadinya ketidakefisienan tersebut (Maryani, 2004). Paper ini, akan membahas hasil aplikasi tujuh alat pemetaan nilai untuk mereduksi waste yang dominan yang terjadi di perusahaan. Beragamnya produk yang dibuat perusahaan dan tingkat prosentase waste yang ada, namun dalam penelitian ini akan lebih difokuskan pada satu produk yaitu produk kemasan woven laminasi.

Perusahaan mengurangi waste menggunakan Tujuh Alat Pemetaan Aliran Nilai yang merupakan metode pemetaan kerja. Ketujuh alat pemetaan aliran nilai yang dirumuskan Hines dan Rich (1997) didasarkan atas upaya merepresentasikan ketujuh jenis waste yang dirumuskan oleh Singo (1989). Dari ketujuh alat pemetaan aliran nilai, ada lima alat yang sudah diketahui dan sering dipakai. Alat process activity mapping dan demand amplification mapping   merupakan alat  yang sering digunakan oleh para insinyur (ahli rekayasa). Para ahli logistik sering menggunakan alat  supply chain response matrix dan decision point analysis. Adapun alat production variety funnel merupakan alat yang berasal dari disiplin ilmu manajemen operasi. Ada 2 alat yang benar-benar baru dan berhasil dibuat oleh Hines P dan Rich N (1997) adalah  quality filter mapping dan physical structure. Berikut ketujuh alat tersebut :

1.       Proses Inspeksi
-          What (Apa yang perlu diperbaiki) : Seperti halnya pada proses perakitan, dalam proses inspeksi terdapat 4 pemborosan yang terjadi. Berikut daftar pemborosan yang dilakukan pada proses inspeksi:
a.       Tangan tidak kuat memegang dongkrak (50%)
b.      Memosisikan benda (Handle rod) (16.7%)
c.       Tangan tidak melakukan gerakan apapun (16.7%)
d.      Mengambil handle rod yang diluar jangkauan (16.7%)
Keempat pemborosan diatas yang harus diperbaiki.

-          Why (Mengapa Perbaikan diperlukan) : seperti yang dijelaskan pada pertanyaan pertama (what) dan pada proses perakitan. 4 jenis pemborosan yang terjadi ini memberikan dampak negatif baik dari segi pekerja maupun perusahaan contohnya ialah dari segi waktu produksi, untuk prosuksi skala besar suatu perusahaan akan sangat dirugikan jika untuk membuat satu produk terjadi pemborosan walaupun hanya satu detik. Tenaga yang dikeluarkan pekerja lebih besar untuk hasil yang sama dan tentunya akan mengurangi kemampuan pekerja untuk memproduksi lebih banyak prosuk. Jadi mengapa perbaikan perlu dilakukan adalah karena untuk dapat mengoptimasi sistem prosuksi yang telah ada agar menghasilkan hasil yang maksimal dengan tenaga yang minimal.

-          Who (siapa yang harus melakukan perbaikan): dalam praktikum kali ini telah diteliti dan diketahui bahwa terjadi 4 jenis pemborosan dan kesemuanya itu terjadi pada lantai prosuksi dan langsung berhubungan dengan pekerja. Dalam praktikum modul 2 kali ini perbaikan dapat dilakukan oleh pekerja yang diberikan instruksi bagaimana ia seharusnya bekerja dan menata sistem kerjanya.

-          Where (dimana perbaikan perlu dilakukan): dari penjelasan dan jawaban-jawaban pada pertanyaan sebelumnya perbaikan dapat dilakukan pada lantai produksi terdiri dari gerakan tubuh pekerja dan tata letak kerja. Berikut detail dimana perbaikan perlu dilakukan :
                       
a.       Tangan tidak kuat memegang dongkrak  (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja yang dilakukan)
b.      Memosisikan benda (Handle rod) (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja yang dilakukan)
c.       Tangan tidak melakukan gerakan apapun (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja yang dilakukan)
d.      Mengambil handle rod yang diluar jangkauan (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja yang dilakukan)

-          When (Kapan perbaikan perlu dilakukan): seperti pada proses perakitan perbaikan dapat dilakukan setelah terlebih dahulu mendapatkan data yang akurat dan telah menjawab setidaknya 5 pertanyaan sebelumnya (what, why, who, where dan how) pengambilan data dapat menggunakan 7 tools dan tools-tools penunjang lainnya. Setelah data lengkap dan melalui validasi dapat terlebih dahulu dianalisis. Hasil analisis dapat dijadikan penentu kapan perbaikan dapat dilakukan.

-          How (bagaimana perbaikan dilaksanakan) : perbaikan dapat dilaksanakan menyesuaikan dengan pemborosan yang ada. Dalam praktikum ini terjadi 6 jenis pemborosan. Berikut 6 jenis pemborosan dan langkah perbaikan yang dapat dilakukan :

a.       Tangan tidak kuat memegang dongkrak (perbaikan dilakukan pada tata letak meja kerja) posisi tangan sesuai dengan benda hingga beban yang akan dibebankan pada tangan sesuai dengan kapasitasnya.
b.      Memosisikan benda/Handle Rod (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja yang dilakukan) posisi tangan harus sesuai dengan benda hingga beban yang akan dibebankan pada tangan sesuai dengan kapasitasnya.
c.       Ada tangan yang menganggur/idle  (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja yang dilakukan) dengan membuat urutan pengerjaan standar dalam pengerjaan perakitan. Urutan pengerjaan ini disetai dengan kondisi/posisi komponen (telungkup ke bawah atau terbuka keatas) hingga pasa saat perakitan pekerja tidak perlu lagi mengubah posisi benda. Adanya tangan yang menganggu dapat dideteksi menggunakan peta tangan kiri dan tangan kanan dimana peta tersebut dapat dijadikan acuan untuk membuat urutan pengerjaan standar.
d.      Mengambil handle rod yang diluar jangkauan (perbaikan dilakukan pada tata letak meja kerja) dengan meletakkan komponen-komponen yang akan dirakit dekat dengan/dalam jangkauan tangan pekerja. 

Penyusunan Langkah-langkah perbaikan
Dari proses perakitan dongkrak yang dilakukan dalam praktikum modul 2 ini dapat disusun langkah-langkah perbaikan baik dalam proses perakitan maupun proses inspeksi.
Penyusunan langkah-langkah perbaikan dapat dilakukan dengan menggunakan metode 5W + 1H (What, Why, Who, Where, When dan How). Berikut langkah-langkahnya:
1.       Proses Perakitan
-          What (Apa yang perlu diperbaiki) : pada proses perakitan dongkrak yang dilakukan pada saat praktikum terjadi sedikitnya 6 jenis pemborosan. 6 jenis pemborosan ini sebagian besar masuk dalam metode kerja. Jadi yang perlu diperbaiki ialah metode kerja pada saat perakitan dongkrak. Berikut 6 jenis pemborosan yang dilakukan pada saat proses perakitan dongkrak :
a.       Mengubah posisi benda (30.8%)
b.      Mengambil komponen yang diluar jangkauan (26.9%)
c.       Ada tangan yang menganggur/idle (19.2%)
d.      Mengarahkan fastener ke lubang (11.5%)
e.      Mencari letak komponen yang akan dirakit (7.7%)
f.        Penundaan pada subassembly yang telah dirakit (3.8%)

-          Why (Mengapa Perbaikan diperlukan) : seperti yang dijelaskan pada pertanyaan pertama (what) terdapat 6 jenis pemborosan. 6 jenis pemborosan yang terjadi ini memberikan dampak negatif baik dari segi pekerja maupun perusahaan contohnya ialah dari segi waktu produksi, untuk prosuksi skala besar suatu perusahaan akan sangat dirugikan jika untuk membuat satu produk terjadi pemborosan walaupun hanya satu detik. Tenaga yang dikeluarkan pekerja lebih besar untuk hasil yang sama dan tentunya akan mengurangi kemampuan pekerja untuk memproduksi lebih banyak prosuk. Jadi mengapa perbaikan perlu dilakukan adalah karena untuk dapat mengoptimasi sistem prosuksi yang telah ada agar menghasilkan hasil yang maksimal dengan tenaga yang minimal.

-          Who (siapa yang harus melakukan perbaikan): dalam praktikum kali ini telah diteliti dan diketahui bahwa terjadi 6 jenis pemborosan dan kesemuanya itu terjadi pada lantai prosuksi dan langsung berhubungan dengan pekerja. Dalam praktikum modul 2 kali ini perbaikan dapat dilakukan oleh pekerja yang diberikan instruksi bagaimana ia seharusnya bekerja dan menata sistem kerjanya.

-          Where (dimana perbaikan perlu dilakukan): dari penjelasan dan jawaban-jawaban pada pertanyaan sebelumnya perbaikan dapat dilakukan pada lantai produksi terdiri dari gerakan tubuh pekerja dan tata letak kerja. Berikut detail dimana perbaikan perlu dilakukan :
a.       Mengambil komponen yang diluar jangkauan (perbaikan dilakukan pada tata letak meja kerja)
b.      Mengubah posisi benda (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja yang dilakukan)
c.       Ada tangan yang menganggur/idle  (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja yang dilakukan)
d.      Mengarahkan fastener ke lubang (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja
e.      Mencari letak komponen yang akan dirakit (perbaikan dilakukan pada tata letak meja kerja)
f.        Penundaan pada subassembly yang telah dirakit (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja yang dilakukan )

-          When (Kapan perbaikan perlu dilakukan): perbaikan dapat dilakukan setelah terlebih dahulu mendapatkan data yang akurat dan telah menjawab 5 pertanyaan sebelumnya (what, why, who, where dan how) pengambilan data menggunakan 7 tools dan tools-tools penunjang lainnya. Setelah data lengkap dan melalui validasi dapat terlebih dahulu dianalisis. Hasil analisis dijadikan penentu kapan perbaikan dapat dilakukan.

-          How (bagaimana perbaikan dilaksanakan) : perbaikan dapat dilaksanakan menyesuaikan dengan pemborosan yang ada. Perbaikan dilakukan dengan melakukan studi gerakan dan menerapkan prinsip ekonomi gerakan. Dalam praktikum ini terjadi 6 jenis pemborosan. Berikut 6 jenis pemborosan dan langkah perbaikan yang dapat dilakukan :


b.      Mengubah posisi benda (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja yang dilakukan) dengan membuat urutan pengerjaan standar dalam pengerjaan perakitan. Urutan pengerjaan ini disetai dengan kondisi/posisi komponen (telungkup ke bawah atau terbuka keatas) hingga pasa saat perakitan pekerja tidak perlu lagi mengubah posisi benda.
c.       Ada tangan yang menganggur/idle  (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja yang dilakukan) dengan membuat urutan pengerjaan standar dalam pengerjaan perakitan. Urutan pengerjaan ini disetai dengan kondisi/posisi komponen (telungkup ke bawah atau terbuka keatas) hingga pasa saat perakitan pekerja tidak perlu lagi mengubah posisi benda. Adanya tangan yang menganggu dapat dideteksi menggunakan peta tangan kiri dan tangan kanan dimana peta tersebut dapat dijadikan acuan untuk membuat urutan pengerjaan standar.

d.      Mengarahkan fastener ke lubang (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja) pemborosan pada poin ini seperti halnya pada pemberosan pada poin sebelumnya. Yakni dapat dihindari dengan membuat urutan pengerjaan standar dalam pengerjaan perakitan. Urutan pengerjaan ini disertai dengan kondisi/posisi komponen (telungkup ke bawah atau terbuka keatas) hingga pasa saat perakitan pekerja tidak perlu lagi mengubah posisi benda.

e.      Mencari letak komponen yang akan dirakit (perbaikan dilakukan pada tata letak meja kerja) yaitu dengan menempatkan komponen pada posisi yang pasti sesuai dengan urutan pengerjaan standar.


f.        Penundaan pada subassembly yang telah dirakit (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja yang dilakukan )

Analisis Penyusunan langkah-langkah perbaikan
Langkah-langkah perbaikan yang dilakukan pada sub bab 3.2.4 menggunakan metode 5W + 1H (What, Why, Who, Where, When dan How). Metode ini digunakan untuk memberikan gambaran lebih jelas dan lengkap tentang perbaikan suatu sistem kerja. Dalam praktikum kali ini metode ini diterapkan untuk kedua jenis proses yakni proses perakitan dan proses Inspeksi.
Pada pertanyaan pertama, What (apa yang perlu diperbaiki) terdapat 6 jenis pemborosan pada proses perakitan dan 4 jenis pemborosan pada proses inspeksi dengan jenis pemborosan berupa mengubah posisi benda berfrekuensi 8 kali terjadi pada proses perakitan dan tangan tidak kuat memegang dongkrak sebanyak 3 kali terjadi pada proses inspeksi. Kedua jenis pemborosan tersebut mendominasi terjadinya pemborosan. Kedua jenis pemborosan inilah yang menjadi prioritas untuk diperbaiki yang diikuti beberapa jenis pemborosan lainnya yaitu: (proses perakitan) Mengambil komponen yang diluar jangkauan (26.9%), Ada tangan yang menganggur/idle (19.2%), Mengarahkan fastener ke lubang (11.5%), Mencari letak komponen yang akan dirakit (7.7%), Penundaan pada subassembly yang telah dirakit (3.8%). (proses Inspeksi) Memosisikan benda (Handle rod) (16.7%), Tangan tidak melakukan gerakan apapun (16.7%), Mengambil handle rod yang diluar jangkauan (16.7%).
Berdasarkan hasil pengolahan data telah diketahui bahwah terdapat 6 jenis pemborosan untuk proses perakitan dan 4 jenis pemborosan untuk proses inspeksi. Langkah perbaikan selanjutnya menurut metode 5W+1H ialah why (mengapa perbaikan perlu dilakukan). Perbaikan dilakukan guna mengurangi jenis pemborosan. Dengan mengurangi jenis pemborosan diharapkan perusahaan dapat mengoptimalkan profit, mereduksi jenis pemborosan yang terjadi juga dapat menguntungkan pekerja karena dengan menerapkan prinsip ekonomi gerakan dan study gerak therblig akan didapatkan metode kerja yang baik dan optimal untuk pekerja sehingga dengan tenaga yang minimal bisa menghasilkan hasil yang maksimal.
Pertanyaan selanjutnya untuk penyusunan langkah-langkah perbaikan menggunakan metode 5W+1H ialah Who (Siapa yang melakukan perbaikan) didalam pengolahan data dijelaskan bahwa orang yang melakukan perbaikan ialah pekerja yang berada dalam lantai produksi karena sistem yang ditinjau dalam praktikum kali ini ialah perancangan dongkrak dimana terdapat komponen sistem yang mengerjakan dan yang dikerjakan yaitu manusia dan dongkrak. Perbaikan dapat dilakukan oleh manusia sebagai subjek dari sistem tersebut. Dari luar sistem dapat dilakkukan perbaikan yakni mengenai kondisi lingkungan kerja meliputi suhu ruangan, kelembaban udara, kebisingan dll untuk hal tersebut perbaikan dapat dilakukan oleh desainer tata ruang kerja.
Dimana perbaikan perlu dilakukan (Where), merupakan pertanyaan lanjutan dari metode penyusunan langkah-langkah perbaikan menggunakan metode 5W+1H. Dalam praktkum kali ini perbaikan dapat dilakukan pada lantai produksi terdiri dari gerakan tubuh pekerja dan tata letak kerja. Berikut detail dimana perbaikan perlu dilakukan :
a.       Mengambil komponen yang diluar jangkauan (perbaikan dilakukan pada tata letak meja kerja)
b.      Mengubah posisi benda (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja yang dilakukan)
c.       Ada tangan yang menganggur/idle  (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja yang dilakukan)
d.      Mengarahkan fastener ke lubang (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja
e.      Mencari letak komponen yang akan dirakit (perbaikan dilakukan pada tata letak meja kerja)
f.        Penundaan pada subassembly yang telah dirakit (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja yang dilakukan )
Dan pada proses inspeksi :
                       
a.       Tangan tidak kuat memegang dongkrak  (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja yang dilakukan)
b.      Memosisikan benda (Handle rod) (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja yang dilakukan)
c.       Tangan tidak melakukan gerakan apapun (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja yang dilakukan)
d.      Mengambil handle rod yang diluar jangkauan (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja yang dilakukan)
Kapan perbaikan dapat dilakukan (When). Langkah eksekusi (aksi) untuk melakukan perbaikan dilakukan segera setelah akar masalah telah dianalisis dan diterjemahkan dalam langkah-langkah metode kerja. Langkah metode kerja dapat berupa peta kerja setempat berupa Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan (PTKTK). PTKT revisi ini dijadikan standar setelah dihilangkan pemborosan-pemborosan yang terjadi.
Perbaikan dalam langkah-langkah yang lebih spesifik sudah dapat dilakukan setelah menjawab  pertanyaan tersebut. Dan pada akhirnya  lima pertanyaan tersebut merujuk pada satu pertanyaan akhir sebagai representasi dari perbaikan yang akan dilakukan. Pertanyaan tersebut ialah How (bagaimana melakukan perbaikan tersebut) berikut langkah-langkah perbaikan yang dapat dilakukan pada proses perakitan dongkrak:
a.       Mengambil komponen yang diluar jangkauan (perbaikan dilakukan pada tata letak meja kerja) dengan meletakkan komponen-komponen yang akan dirakit dekat dengan/dalam jangkauan tangan pekerja.
b.      Mengubah posisi benda (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja yang dilakukan) dengan membuat urutan pengerjaan standar dalam pengerjaan perakitan. Urutan pengerjaan ini disetai dengan kondisi/posisi komponen (telungkup ke bawah atau terbuka keatas) hingga pasa saat perakitan pekerja tidak perlu lagi mengubah posisi benda.
c.       Ada tangan yang menganggur/idle  (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja yang dilakukan) dengan membuat urutan pengerjaan standar dalam pengerjaan perakitan. Urutan pengerjaan ini disetai dengan kondisi/posisi komponen (telungkup ke bawah atau terbuka keatas) hingga pasa saat perakitan pekerja tidak perlu lagi mengubah posisi benda. Adanya tangan yang menganggu dapat dideteksi menggunakan peta tangan kiri dan tangan kanan dimana peta tersebut dapat dijadikan acuan untuk membuat urutan pengerjaan standar.

d.      Mengarahkan fastener ke lubang (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja) pemborosan pada poin ini seperti halnya pada pemberosan pada poin sebelumnya. Yakni dapat dihindari dengan membuat urutan pengerjaan standar dalam pengerjaan perakitan. Urutan pengerjaan ini disertai dengan kondisi/posisi komponen (telungkup ke bawah atau terbuka keatas) hingga pasa saat perakitan pekerja tidak perlu lagi mengubah posisi benda.

e.      Mencari letak komponen yang akan dirakit (perbaikan dilakukan pada tata letak meja kerja) yaitu dengan menempatkan komponen pada posisi yang pasti sesuai dengan urutan pengerjaan standar.


f.        Penundaan pada subassembly yang telah dirakit (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja yang dilakukan )
Langkah-langkah perbaikan yang dapat dilakukan pada proses inspeksi:
a.       Tangan tidak kuat memegang dongkrak (perbaikan dilakukan pada tata letak meja kerja) posisi tangan sesuai dengan benda hingga beban yang akan dibebankan pada tangan sesuai dengan kapasitasnya.
b.      Memosisikan benda/Handle Rod (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja yang dilakukan) posisi tangan harus sesuai dengan benda hingga beban yang akan dibebankan pada tangan sesuai dengan kapasitasnya.
c.       Ada tangan yang menganggur/idle  (perbaikan dilakukan pada gerakan tubuh pekerja dan metode kerja yang dilakukan) dengan membuat urutan pengerjaan standar dalam pengerjaan perakitan. Urutan pengerjaan ini disetai dengan kondisi/posisi komponen (telungkup ke bawah atau terbuka keatas) hingga pasa saat perakitan pekerja tidak perlu lagi mengubah posisi benda. Adanya tangan yang menganggu dapat dideteksi menggunakan peta tangan kiri dan tangan kanan dimana peta tersebut dapat dijadikan acuan untuk membuat urutan pengerjaan standar.
d.      Mengambil handle rod yang diluar jangkauan (perbaikan dilakukan pada tata letak meja kerja) dengan meletakkan komponen-komponen yang akan dirakit dekat dengan/dalam jangkauan tangan pekerja.


1.       Decision Point Analysis
Alat decision point analysis ini sering digunakan pada pabrik yang berkarakteristik produk jadinya relatif beragam dari jumlah komponen yang terbatas, seperti industri elektronik dan rumah tangga. Akan tetapi pada perkembangannya juga digunakan pada industri lain. Titik keputusan adalah titik dimana tarikan permintaan aktual memberikan cara untuk mendorong adanya peramalan. Adanya informasi titik keputusan akan berguna untuk mengerti dimana terjadinya kekeliruan penentuan titik keputusan.  

1.       Demand Amplification Mapping
Demand amplification mapping adalah alat yang sering digunakan pada disiplin ilmu sistem dinamik yang diciptakan oleh Forester (1958) dan Burbidge (1984). Hasil penelitian Burbidge (1984) menunjukkan bahwa jika  permintaan dikirim dari serangkaian persediaan yang dimiliki menggunakan pengendalian  stok order, akan memperlihatkan adanya amplifikasi dari variasi permintaan akan meningkat untuk setiap transfer. Hal ini menunjukkan bahwa pengaturan persediaan sangat penting dalam mengantisipasi adanya perubahan permintaan. Alat ini dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dan analisis kedepan untuk meredesain konfigurasi aliran nilai, mengatur fluktuasi permintaan sehingga permintaan yang ada dapat dikendalikan. 

1.       Quality Filter Mapping
Pendekatan quality filter mapping adalah alat baru yang didesain untuk mengidentifikasi
masalah kualitas pada area aliran rantai pasok perusahaan. Hasil identifikasi menunjukkan adanya 3 jenis defect dari kualitas yaitu (1) produk defect, (2) scrap defect, dan (3) service defect. Product defect merupakan cacat fisik produk yang tidak berhasil diseleksi pada saat proses inspeksi sehingga lolos ke konsumen. Scrap defect merupakan cacat yang berhasil diseleksi pada saat proses inspeksi. Sedangkan  service defect merupakan masalah yang ditemukan oleh konsumen pada saat pemakaian produk akan tetapi tidak secara langsung berhubungan dengan produk yang dihasilkan tetapi lebih kepada pelayanan yang diberikan dari perusahaan. 


Profile:
Name: 박신혜 (Bak Sin Hye) / Park Shin Hye 
Profession: Actress, model, and singer
Birthdate: 1990-Feb-18
Birthplace: Gwangju Metropolitan City, South Korea
Height: 168cm
Weight: 45kg
Star sign: Aquarius
Blood type: A
Family: Mother, father, and older brother
Education: Seoul Young-Pa Girls' Middle/High School , Seoul ChungAng University: Majoring in drama and movie
Talent: Dancing
Favorite color: White, red
Religion: Christianity
Hobby: Listening to music, Baseball
Debut: Lee Seung Hwan's music video "Got - flower" in 2003
Agency: 4HIM Entertainment



Awards:
2011 LeTV Entertainment Award: Popular Asian Female Star Award
2011 47th Paeksang Arts Award: Popular Actress in Movies (Cyrano Agency)
2009 SBS Drama Awards: New Star Award (You're Beautiful)
2007 MBC Drama Awards: Best Newcomer Actress (Kimcheed Radish Cubes)
2003 SBS Drama Awards: Child Actress Award (Stairway to Heaven)
MCings:
2009-12-29 SBS Gayo Daejun: Co-host with Jung Yong Hwa and Kim Hee Chul
2009-12-16 Melon Music Awards: Co-host with Jang Keun Suk
Interesting Facts:
Nicknames: Hacci, Alice, Randy-Shinhye (Randy Johnson Shin Hye) - she got this nickname as she opened a baseball game. Her pose were so perfect like Randy Johnson (a famous MLB player).
Favorite Baseball Team: Kia Tigers (a baseball team representing her hometown).
Pets: 2 Malteses, Bongji & Nori <3


TV Shows
You've Fallen for Me (MBC, 2011)
Hayate the Combat Butler (FTV, 2011)
My Girlfriend is a Nine-Tailed Fox (SBS, 2010, cameo)
High Kick Through The Roof (MBC, 2010) cameo
You're Beautiful (SBS, 2009)
Bicheonmu (SBS, 2008)
Kimcheed Radish Cubes (MBC, 2007)
Several Questions That Make Us Happy (KBS2, 2007)
Goong S (MBC, 2007)
Tree of Heaven (SBS, 2006)
Seoul 1945 (KBS1, 2006)
Cute or Crazy (SBS, 2005)
Not Alone (SBS, 2004)
Stairway to Heaven (SBS, 2003)


Movies
Cyrano; Dating Agency (2010)
Evil Twin / The Hometown of Legends (2007)
Love Phobia (2006)
Recognitions
2009 SBS Drama Awards: New Star Award (You're Beautiful)
2003 SBS Drama Awards: Child Actress Award (Stairway to Heaven)
Trivia
Education: Seoul Young-Pa Girls' Middle/High School
Talent: Dancing
Hobby: Listening to music
Debut: Lee Seung Hwan's music video "Got - flower" in 2003
Has released a digital single, "Prayer", a song she used to sing in this drama Tree of Heaven but was not released in the Official OST.


Name in English: Jang Keun Suk/Jang Geun Seok

Name in Korean: 장근석

Name in Hanja: 張根硕

Date of Birth: August 4th, 1987

Height/Weight: 182cm / 62kg

Blood Type: A

Family: Father, Mother (he's an only child)

Education: Seoul DongEui Elementary, KwangJang middle school, New Zealand Nelson College, Bangsan High School, currently is still studying at Hanyang University Drama (Theater and Film major)

Hobbies: listening to music, cooking, target shooting

Interests: driving vehicles (except motorcycles), skiing and boarding/interior designing
Current interests: take video of his travels and edit to make short films to share among his friends. His interests ranged from still pictures to moving films.

Agency: Tree J Company

Debut: Kindergarten catalog model at the age of 5

First Debut Drama: '97 HBS's Happiness for Sale

1997 HBS Family Sitcom [Happiness for Sale] - Sudong

1998 SBS Morning Drama [A Hug] - Wonju

1999 KBS Morning Drama [An Encounter] - Jiwon

1999 KBS Drama City [Mr. Nooroongji and Seven Potatoes] - Yoonsung

2001 SBS Mon/Tue Drama Series [The Reign of Women 여인천하] - young Jungryum

2001 MBC Wed/Thur Drama Series [The Story of 4 Sisters 네 자매 이야기] - young Younghoon

2001 KBS Daily Drama [Cummi, The Fairy] - Oh Myungsuk

2002 SBS Anniversary Special [The Great Ambition 대망] - young Siyoung

2002 EBS Special Drama [Ten Lucks in My Life] - Jihoon

2002 SBS Youth Sitcom [Orange] - Jang Keun Suk

2003 KBS Drama City [The Owl Museum] - Jungwoo

2004 MBC Youth Sitcom [Nonstop 4] - Jang Keun Suk

2005 SBS Weekend Drama Series [Lovers In Prague 프라하의 연인] - Yoon Kun Hee

2006 Tooniverse - [Alien Sam 에일리언 샘] - Bong Sam

2006 KBS Wed/Thur Drama Series [Hwang Jini 황진이] - Kim Eun Ho
Official Hwang Jini website

2008 KBS Wed/Thur Drama Series [Hong Gil Dong 홍길동] - Lee Chang Hwi
Hong Gil Dong comic

2008 MBC Wed/Thur Drama Series [Beethoven Virus] - Kang Gun Woo

2009 SBS Wed/Thur Drama Series [You're Beautiful 미남이시네요] - Hwang Tae Kyung

2010 KBS Mon/Tue Drama Series [Marry Me,Mary]-Kang Mu Gyul

TV SERIES:

* Mary Stayed Out All Night (KBS, 2010)
* You're Beautiful (SBS, 2009)
* Beethoven Virus (MBC, 2008)
* Hong Gil Dong (KBS2, 2008)
* Hwang Jin Yi (KBS2, 2006)
* Alien Sam (2006)
* Lovers in Prague (SBS, 2005)
* Nonstop 4 (MBC, 2003)
* Daemang (SBS, 2002)
MOVIES:

* Itaewon Murder Case / Itaewon Salinsageon (2009)
* Members of the Funeral (2008)
* Baby and Me (2008)
* Do Re Mi Fa So La Ti Do (2008)
* Going Crazy Waiting / The Longest 24 Months (2007)
* Happy Life (2007)
* One Missed Call Final (2006)
*Biography:


Jang Geun Seok was born on August 4th, 1987 in Danyang County, Chungcheongbuk Province, South Korea. He is the only child in his immediate family. At the early age of six, Geun Seok started to work as a child model. His work as a child model came about by a fortuitous event. When his parents were selling their home, a perspective buyer who worked as a talent agent came to their house. When he saw young Geun Seok at the house, he advised his parents that Geun Seok should work as model.

Geun Seok made his acting debut four years later in the 1997 HBS sitcom "Selling Happiness" (Haengbokeul Pabmoda). He then continued to work in television as a child actor. In middle school, Geun Seok heard the music of Japanese pop singer singer Ken Hirai & Japanese rock band L'Arc-en-Ciel. He was inspired enough by these bands to start learning the Japanese language by himself. In junior high, Geun Seok went to school in New Zealand to learn English & Japanese. Because of his studies in New Zealand, he can carry casual conversations in both languages. Even though Geun Seok wanted to continue his studies in New Zealand, a job offer brought him back to South Korea. Geun Seok landed a role in the popular MBC sitcom "Nonstop 4". After his work in "Nonstop 4", Geun Seok fell into a self-perceived slump and didn't think his acting was good enough. He decided then to re-devote himself to becoming a true actor. In 2005, Geun Seok's portrayal of the president's son in the SBS drama "Lovers In Prague" became a hit and was well regarded by drama fans.

In 2006, Geun Seok made the jump to the big screen in the Japanese horror film "One Final Missed Call". Using his past experience with the Japanese language, Geun Seok was able to communicate with his Japanese co-stars with no problems. He also learned sign language for three months in preparation for his role as a deaf boy in "One Final Missed Call." His next role was back on the small screen with the KBS historical drama "Hwang Jini." Geun Seok's performance in "Hwang Jini" did gain him the attention of many female fans. The following year, in 2007, Geun Seok was casted in the rock music themed film "The Happy Life." His portrayal of Hyeon Ju in "The Happy Life" allowed Geun Seok to show off his masculine charms, as well as display his skills as a singer. Geun Seok would go on to play in two more music inspired titles in 2008, with the feature film "Doremifasolasido" and the MBC drama "Beethoven Virus".

Geun Seok's next role in the 2009 thriller "The Case of Itaewon Homicide" marked the first time Geun Seok plays a villain. The film is based on a true story of an unsolved murder that occurred at a Burger King restaurant in Itaewon, Seoul, South Korea. His latest drama, SBS's "You're Beautiful", also stars former child actors Park Shin Hye and Lee Hong Ki (of FT Island) as well as newcomer Jung Yong Hwa (of CN Blue) and Uee (of After School), gained many fans worldwide. In the drama, he plays the temperamental leader of popular idol group A.N.Jell.



Profile:
Name: 박신혜 (Bak Sin Hye) / Park Shin Hye 
Profession: Actress, model, and singer
Birthdate: 1990-Feb-18
Birthplace: Gwangju Metropolitan City, South Korea
Height: 168cm
Weight: 45kg
Star sign: Aquarius
Blood type: A
Family: Mother, father, and older brother
Education: Seoul Young-Pa Girls' Middle/High School , Seoul ChungAng University: Majoring in drama and movie
Talent: Dancing
Favorite color: White, red
Religion: Christianity
Hobby: Listening to music, Baseball
Debut: Lee Seung Hwan's music video "Got - flower" in 2003
Agency: 4HIM Entertainment




Awards:
2011 LeTV Entertainment Award: Popular Asian Female Star Award
2011 47th Paeksang Arts Award: Popular Actress in Movies (Cyrano Agency)
2009 SBS Drama Awards: New Star Award (You're Beautiful)
2007 MBC Drama Awards: Best Newcomer Actress (Kimcheed Radish Cubes)
2003 SBS Drama Awards: Child Actress Award (Stairway to Heaven)
MCings:
2009-12-29 SBS Gayo Daejun: Co-host with Jung Yong Hwa and Kim Hee Chul
2009-12-16 Melon Music Awards: Co-host with Jang Keun Suk
Interesting Facts:
Nicknames: Hacci, Alice, Randy-Shinhye (Randy Johnson Shin Hye) - she got this nickname as she opened a baseball game. Her pose were so perfect like Randy Johnson (a famous MLB player).
Favorite Baseball Team: Kia Tigers (a baseball team representing her hometown).
Pets: 2 Malteses, Bongji & Nori <3


TV Shows
You've Fallen for Me (MBC, 2011)
Hayate the Combat Butler (FTV, 2011)
My Girlfriend is a Nine-Tailed Fox (SBS, 2010, cameo)
High Kick Through The Roof (MBC, 2010) cameo
You're Beautiful (SBS, 2009)
Bicheonmu (SBS, 2008)
Kimcheed Radish Cubes (MBC, 2007)
Several Questions That Make Us Happy (KBS2, 2007)
Goong S (MBC, 2007)
Tree of Heaven (SBS, 2006)
Seoul 1945 (KBS1, 2006)
Cute or Crazy (SBS, 2005)
Not Alone (SBS, 2004)
Stairway to Heaven (SBS, 2003)


Movies
Cyrano; Dating Agency (2010)
Evil Twin / The Hometown of Legends (2007)
Love Phobia (2006)
Recognitions
2009 SBS Drama Awards: New Star Award (You're Beautiful)
2003 SBS Drama Awards: Child Actress Award (Stairway to Heaven)
Trivia
Education: Seoul Young-Pa Girls' Middle/High School
Talent: Dancing
Hobby: Listening to music
Debut: Lee Seung Hwan's music video "Got - flower" in 2003
Has released a digital single, "Prayer", a song she used to sing in this drama Tree of Heaven but was not released in the Official OST.



Name in English: Jang Keun Suk/Jang Geun Seok

Name in Korean: 장근석

Name in Hanja: 張根硕

Date of Birth: August 4th, 1987

Height/Weight: 182cm / 62kg

Blood Type: A

Family: Father, Mother (he's an only child)


Education: Seoul DongEui Elementary, KwangJang middle school, New Zealand Nelson College, Bangsan High School, currently is still studying at Hanyang University Drama (Theater and Film major)

Hobbies: listening to music, cooking, target shooting

Interests: driving vehicles (except motorcycles), skiing and boarding/interior designing
Current interests: take video of his travels and edit to make short films to share among his friends. His interests ranged from still pictures to moving films.

Agency: Tree J Company

Debut: Kindergarten catalog model at the age of 5

First Debut Drama: '97 HBS's Happiness for Sale

1997 HBS Family Sitcom [Happiness for Sale] - Sudong

1998 SBS Morning Drama [A Hug] - Wonju

1999 KBS Morning Drama [An Encounter] - Jiwon

1999 KBS Drama City [Mr. Nooroongji and Seven Potatoes] - Yoonsung

2001 SBS Mon/Tue Drama Series [The Reign of Women 여인천하] - young Jungryum

2001 MBC Wed/Thur Drama Series [The Story of 4 Sisters 네 자매 이야기] - young Younghoon

2001 KBS Daily Drama [Cummi, The Fairy] - Oh Myungsuk

2002 SBS Anniversary Special [The Great Ambition 대망] - young Siyoung

2002 EBS Special Drama [Ten Lucks in My Life] - Jihoon

2002 SBS Youth Sitcom [Orange] - Jang Keun Suk

2003 KBS Drama City [The Owl Museum] - Jungwoo

2004 MBC Youth Sitcom [Nonstop 4] - Jang Keun Suk

2005 SBS Weekend Drama Series [Lovers In Prague 프라하의 연인] - Yoon Kun Hee

2006 Tooniverse - [Alien Sam 에일리언 샘] - Bong Sam

2006 KBS Wed/Thur Drama Series [Hwang Jini 황진이] - Kim Eun Ho
Official Hwang Jini website

2008 KBS Wed/Thur Drama Series [Hong Gil Dong 홍길동] - Lee Chang Hwi
Hong Gil Dong comic

2008 MBC Wed/Thur Drama Series [Beethoven Virus] - Kang Gun Woo

2009 SBS Wed/Thur Drama Series [You're Beautiful 미남이시네요] - Hwang Tae Kyung

2010 KBS Mon/Tue Drama Series [Marry Me,Mary]-Kang Mu Gyul

TV SERIES:

* Mary Stayed Out All Night (KBS, 2010)
* You're Beautiful (SBS, 2009)
* Beethoven Virus (MBC, 2008)
* Hong Gil Dong (KBS2, 2008)
* Hwang Jin Yi (KBS2, 2006)
* Alien Sam (2006)
* Lovers in Prague (SBS, 2005)
* Nonstop 4 (MBC, 2003)
* Daemang (SBS, 2002)
MOVIES:

* Itaewon Murder Case / Itaewon Salinsageon (2009)
* Members of the Funeral (2008)
* Baby and Me (2008)
* Do Re Mi Fa So La Ti Do (2008)
* Going Crazy Waiting / The Longest 24 Months (2007)
* Happy Life (2007)
* One Missed Call Final (2006)
*Biography:


Jang Geun Seok was born on August 4th, 1987 in Danyang County, Chungcheongbuk Province, South Korea. He is the only child in his immediate family. At the early age of six, Geun Seok started to work as a child model. His work as a child model came about by a fortuitous event. When his parents were selling their home, a perspective buyer who worked as a talent agent came to their house. When he saw young Geun Seok at the house, he advised his parents that Geun Seok should work as model.

Geun Seok made his acting debut four years later in the 1997 HBS sitcom "Selling Happiness" (Haengbokeul Pabmoda). He then continued to work in television as a child actor. In middle school, Geun Seok heard the music of Japanese pop singer singer Ken Hirai & Japanese rock band L'Arc-en-Ciel. He was inspired enough by these bands to start learning the Japanese language by himself. In junior high, Geun Seok went to school in New Zealand to learn English & Japanese. Because of his studies in New Zealand, he can carry casual conversations in both languages. Even though Geun Seok wanted to continue his studies in New Zealand, a job offer brought him back to South Korea. Geun Seok landed a role in the popular MBC sitcom "Nonstop 4". After his work in "Nonstop 4", Geun Seok fell into a self-perceived slump and didn't think his acting was good enough. He decided then to re-devote himself to becoming a true actor. In 2005, Geun Seok's portrayal of the president's son in the SBS drama "Lovers In Prague" became a hit and was well regarded by drama fans.

In 2006, Geun Seok made the jump to the big screen in the Japanese horror film "One Final Missed Call". Using his past experience with the Japanese language, Geun Seok was able to communicate with his Japanese co-stars with no problems. He also learned sign language for three months in preparation for his role as a deaf boy in "One Final Missed Call." His next role was back on the small screen with the KBS historical drama "Hwang Jini." Geun Seok's performance in "Hwang Jini" did gain him the attention of many female fans. The following year, in 2007, Geun Seok was casted in the rock music themed film "The Happy Life." His portrayal of Hyeon Ju in "The Happy Life" allowed Geun Seok to show off his masculine charms, as well as display his skills as a singer. Geun Seok would go on to play in two more music inspired titles in 2008, with the feature film "Doremifasolasido" and the MBC drama "Beethoven Virus".

Geun Seok's next role in the 2009 thriller "The Case of Itaewon Homicide" marked the first time Geun Seok plays a villain. The film is based on a true story of an unsolved murder that occurred at a Burger King restaurant in Itaewon, Seoul, South Korea. His latest drama, SBS's "You're Beautiful", also stars former child actors Park Shin Hye and Lee Hong Ki (of FT Island) as well as newcomer Jung Yong Hwa (of CN Blue) and Uee (of After School), gained many fans worldwide. In the drama, he plays the temperamental leader of popular idol group A.N.Jell.

1.       ProductionVariety Funnel
Production variety funnel merupakan alat yang berasal dari disiplin ilmu manajemen operasi dan telah pernah diaplikasikan oleh New (1993) pada industri tekstil. Metode ini berguna untuk mengetahui pada area mana terjadi  bottleneck dari input bahan baku, proses produksi sampai pengiriman ke konsumen. Ada beberapa karakteristik yang berhasil dirumuskan karena adanya perbedaan proses produksi di industri dengan production variety funnel. Jenis pabrik “ I” adalah jenis pabrik yang produksinya cenderung tidak berubah dari item produk yang beragam seperti industri kimia. Jenis pabrik “V” adalah jenis pabrik yang jumlah bahan bakunya terbatas akan tetapi variasi produknya banyak, seperti industri tekstil dan metal. Jenis pabrik “A” bertolak belakang dengan jenis pabrik “V”, dimana jenis bahan bakunya banyak akan tetapi produk jadinya relatif terbatas seperti industri pesawat terbang. Adapun jenis pabrik “T” berkarakteristik produk jadinya relatif beragam dari jumlah komponen yang terbatas, seperti industri elektronik dan rumah tangga.

1.       Proses Activity Mapping
Alat ini sering digunakan oleh ahli teknik industri untuk memetakan keseluruhan aktivitas secara detail guna mengeliminasi waste, ketidakkonsistenan, dan keirasionalan di tempat kerja sehingga tujuan meningkatkan kualitas produk dan memudahkan layanan, mempercepat proses dan mereduksi biaya diharapkan dapat terwujud. Process activity mapping akan memberikan gambaran aliran fisik dan informasi, waktu yang diperlukan untuk setiap aktivitas, jarak yang ditempuh dan tingkat persediaan produk dalam setiap tahap produksi. Kemudahkan identifikasi aktivitas terjadi karena adanya penggolongan aktivitas menjadi lima jenis yaitu operasi, transportasi, inspeksi, delay dan penyimpanan. Operasi dan inspeksi adalah aktivitas yang bernilai nilai tambah. Sedangkan transportasi dan penyimpanan berjenis penting tetapi tidak bernilai tambah. Adapun delay adalah aktivitas yang dihindari untuk terjadi sehingga merupakan aktivitas berjenis tidak bernilai tambah.
Process activity mapping terdiri dari beberapa langkah sederhana: (1) dilakukan analisa
awal untuk setiap proses yang ada, (2) mengindentifikasi waste yang ada, (3) mempertimbangkan proses yang dapat dirubah agar urutan proses bisa lebih efisien, (4) mempertimbangkan pola aliran yang lebih baik, dan (5) mempertimbangkan segala sesuatu untuk setiap aliran proses yang benar-benar penting saja (Practical Management Research Group, 1993).