Thursday, March 22, 2012


 

Be Mine
by Anisa Widawati on Wednesday, March 21, 2012 at 2:05pm ·

FF untuk teman nisa yang ulang tahun hari ini tanggal 28 oktober 2011

Author : Nisa Primadonna or Anisa Widawati
Disclaimer: Infinite © Woollim Entertainment
Genre: Romance and Friendship
Length: Longer One Shoot (7,753 words)
Main Cast :
Kim Myungsoo as Kim Myungsoo / L
Hikmah as Min Harin
Cast :
All member Infinite
Kim Jiyoung
Min Hyerin

Warning ooc disana sini, ceritanya geje, dan banyak bahasa yang lebay.
Infinite bukan punya saya tapi punya tuhan, orang tuanya dan Woollim entertainment, kalau Ininite punya saya pasti saya jadiin kakak nisa biar 1 sekolah pada iri, tapi kenyataannya Infinite bukan punya saya tapi cerita dan plotnya adalah milik saya asli 100% jadi orang yang suka copas harap pergi jauh!!


~~~~~~~~~~~

Jjikyeobwa wat janha ni sarangeul gin ibyeoreul Neul sangcheo badeul ba en nan ge na, ah Kkok baro bwa, uneunge shilheoseo geurae Apeunge himdeureo geurae, geureon neol bolttae mada

“Kyaa Myungsoo oppa~~” teriak seorang yeoja di tengah ramainya konser.

Naekkeo haja, naega neol saranghae, eo? naega neol geokjeonghae, eo? Naega neol kkeut kkaji, chaekim jil ge Naekkeo haja, niga nal aljanha, eo? niga nal bwat janha, eo? Naega neol kkeut kkaji, jikyeo julge

“Kyaaa naneun neorul saranghada” teriak yeoja itu di antara ramainya konser.

Do you hear me... Do you hear me... oh

Jeojeun gieok bakhin nungil kkeut nae Pumeseo jukkil barae Jallin maeumi heullin nunmul samki neun geon Naji magi deullin neora do gamchu neun na

Neom chinda saenggakhae neon na ege neul geuraesseo Ni sangcheo ga neul surok keoji neun mam Naegero wa, utneunge johaseo geurae Pyeon hage haejuryeo geurae, jeogeo do namaneun neol

Naekkeo haja, naega neol saranghae, eo? naega neol geokjeonghae, eo? Naege neol kkeut kkaji, chaekim jil ge
“ Myungsoo oppaa ne, naneun neoreul saranghada” teriak yeoja itu lagi. Gati gaja, himdeun gil geod jima, eo? shwibji anhat janha, eo? Dashi neun geureon neol, bogi shilheo (Oh) Naekkeo haja, naega neol saranghae, eo? naega neol geokjeonghae, eo? Naega neol kkeut kkaji, chaekim jil ge

Da tujin anheul kka, sangcheo tto aneul kka Kkeunhim eobtneun apeun gori e Hangsang sori eobtneun jeonjaeng neon murihae Geokjeong ye bang paero nan ni ape

Naneun dal cheoreom ni juwil dolgo dora Buri keojyeo beorin ni sarangeun nohgo nalbwa Gipi paeyo beorin sangcheo, deopeo julge Utge, halge, naegeollo mandeulge

“Myungsoo oppa naneun neoreul saranghada” teriak yeoja itu berharap pemilik nama Myungsoo itu mendengarnya.

Dan benar saja pemilik nama Myungsoo itu mendengarnya dan melihat kearah yeoja itu dengan wajah yang tersenyum ramah dan bukan hanya itu namja itu berjalan turun dari panggung dan mendekati yeoja yang sedari tadi memanggilnya itu. Sementara sang yeoja hanya diam membeku di tempatnya dan tanpa sepengetahuannya Myungsoo sudah ada dihadapannya dan meraih tangan yeoja yang hanya diam ditempatnya “aku…”

Kriiiiiinnnnggggggggg

“Omo!” pekik yeoja yang baru terbangun dari tidurnya. “Haishhh! Benda ini” yeoja itu langsung mengambil jam wekernya dan membantingnya ke lantai “Padahal sebentar lagi Myungsoo mau menyatakan perasaannya padaku! Tapi kau malah menghancurkan semuanya! Dasar menyebalkan” maki yeoja itu pada jam wakernya yang sudah pasti rusak total.

“Min Harin, kau sudah bangunkan?” panggil eomma pada yeoja yang bernama Min Harin itu

“Ne, eomma aku sudah bangun” jawab Harin malas-malasan.

“Cepat bangun dan mandi!” perintah eomma Harin.

“Ne, arayo” Harin bangkit dari tempat tidurnya.

Min Harin, yeoja berumur 17 tahun yang bersekolah di universitas seoul ini adalah yeoja yang baik, mudah berteman dan ramah *hueek hikmah begini?? Bumi gubrak –dilempar ke laut sama hikmah-* yang sangat menyukai boyband yang bernama Infinite terutama pada seorang member yang bernama Myungsoo atau yang lebih dikenal dengan nama L tetapi yeoja satu ini benar-benar bergantung pada kacamata karena tanpa kacamata ia tidak bisa melihat dengan jelas dan bahkan dia bisa tidak mengenali orang-orang yang sebenarnya ia kenal.

Berjalan turun ke lantai bawah sembari membereskan pakaiannya “Eomma, hari ini aku ingin pergi…”

“Selamat ulang tahun Harin” semua anggota keluaga Harin memberikan surprize.

Harin menutup mulutnya kaget “Omo! Jeongmal kamsahamnida” Harin mempercepat jalannya.

Yeo dongsaeng Harin yang bernama Min Hyerin berjalan mendekati Harin “Selamat ulang tahun eonni” Hyerin memeluk kakak tersayangnya itu.

Harin membalas pelukan Hyerin “Ne gomawoyo” Harin mengelus-elus rambut adik kesayangannya itu.

“Ayo cepat tiup lilinnya, dan jangan lupa buat permohonan” eomma Harin menyodorkan blackfores dengan lilin yang menyala.

“Ne, eomma” Harin menutup matanya dan mulai berdoa ‘somoga mimpiku menjadi kenyataan’ *cletarrr –ala secret garden- #plak* Harin membuka matanya dan meniup semua lilinnya.

Semua orang bertepuk tangan “Eomma jeongmal kamsahamnida” Harin mendekati eommanya dan memeluknya.

“Ah tunggu dulu, kau belum lihat hadiahnya” eomma Harin mengeluarkan amplop berwarna putih dan menyerahkannya pada Harin.

Harin mengerutkan keningnya “Ini apa eomma?” tanya Harin penasaran.

Eomma harin megangkat kedua bahunya “Kau buka saja” eomma Harin tersenyum.

Harin mengikuti perintah eommanya itu dan membuka isi amplop itu dan mengeluarkan isinya, mata Harin langsung membulat tidak percaya dengan apa yang sedang ia lihat “Tiket konser Infinite?! VVIP?! Pukul aku! Aku sedang tidak bermimpikan?!”

Hyerin memukul eonninya dengan keras. “Omo sakit” Rintih Harin “Ya!! Kenapa kau memukulku hah?” tanya Harin kesal

Hyerin mengangkat kedua tanganya “Aku hanya menuruti perintahmu” jawab Hyerin apa adanya.

“Ish kau ini benar benar…” Harin memukul pelan kepala adiknya “Oh ya eomma, bagaimana eomma bisa mendapatkan tiket ini? bukankah tiket konsernya sudah sold out dalam setengah jam 3 hari yang lalu? Aku saja sampai tidak kebagian” tanya Harin yang penasaran.

“Tentu saja eomma bisa” eomma Harin tersenyum bangga “Kebetulan 4 hari lalu eomma bertemu teman eomma dan ternyata anak teman eomma itu bekerja ditempat penjualan tiket, jadi eomma memesankan satu tiket VVIP untuk hadiah ulang tahunmu” Jelas eomma Harin panjang lebar.

“Eomma kau memang hebat” Harin memeluk eommanya dengan girangnya “Jeongmal kamsahamnida eomma”

Eomma Harin menepuk nepuk punggung Harin “Ne cheonma, oh ya Harin kau bilang kau mau pergi? Kau mau pergi kemana?” tanya eomma Harin.

Harin melepaskan pelukannya “Ah nanti siang ketaman aku ingin pergi bermain bersama Jiyoung” Jawab Harin.

“Mwo? Padahal eomma ingin makan siang bersamamu” ujar eomma Harin kecewa karena tidak bisa makan bersama.

“Ah tenang saja hari ini Harin hanya ada 2 kelas, jadi Harin bisa pulang lebih awal dan kita bisa mekan siang bersama” Harin mencoba menghibur eommanya.

Eomma Hari menepuk tangannya “Baiklah kalau begitu eomma akan masak yang enak untuk kalian”

“Horeee!!! Aku mau makan daging” ujar Hyerin semangat.

“Ini bukan ulang tahunmu!” Harin menjulurkan sedikit lidahnya yang dibalas dengan wajah cemberut Hyerin “Ya sudah eomma aku berangkat dulu kalau tidak aku bisa telambat” Harin mengambil tasnya disofa.

Setelah Harin berpamitan pada eommanya dia langsung bergegas keluar dari rumah tapi tiba- tiba ia ingat sesuatu dan kembali ke dalam rumah.

“Ya!! Hyerin jangan berani-berani menyentuh kue ulang tahunku atau tamatlah riwayatmu!”

Hyerin meletakan kembali pisau yang tadinya akan dia gunakan untuk memotong kue ulang tahun eonninya itu dan memasang wajah cemberut lagi.

~~~~~Skip Time~~~~~ *****Taman bermain*****

Seorang yeoja berjalan mondar mandir gelisah menunggu seseorang, dia mengeluarkan ponselnya dan menelfon seseorang yang sedari tadi ia tunggu tapi hasilnya nihil orang tersebut tidak menjawab, yeoja itu semakin gelisah, ia melihat jam tangannya berkali kali dan akhirnya mengeluarkan ponselnya lagi tapi sebelum ia mengeluarkan ponsel dari tasnya, tiba tiba seseorang menepuk punggungnya “Dorrr”

“Omo!!” yeoja itu menepuk keras lengan Harin “Harin kenapa kau selalu mengagetkanku hah? Kau ingin lihat aku mati jantungan hah?” Lanjut yeoja itu.

Harin terkekeh geli “Aku memang sangat mengharapkan hal itu” jawab Harin asal.

Yeoja itu mengepalkan tangannya ingi memukul Harin lagi “Kau ini benar-benar minta dihajar ya?”

Harin tertawa “Maafkan aku aku hanya bercanda” Harin merangkul teman baiknya “Hey Jiyoung apa kau sudah menunggu lama?“ Lanjut Harin
Yeoja yang bernama Jiyoung itu mendelik kearah Harin “Aku sudah menunggumu selama setengah jam, aku hampir saja mati kedinginan karena menunggumu!” Jiyoung melepaskan Rangkulan Harin “Kenapa kau tidak mengangkat telfonku hah?” lanjut Jiyoung yang masih kesal.

“Jinjja?” Harin mengerutkan keningnya “Ah iya, aku benar ada telfon darimu” Harin menunjukan layar ponselnya pada Jiyoung.

“Haisshh jinjja! Kau ini benar benar!” Jiyoung menjitak pelan kepala Harin “Kenapa kau mengajaku ke taman bermain saat musim dingin seperti ini?” tanya Jiyoung serius.

Harin mengangkat kedua bahunya “Molla, aku sedang ingin ke taman bermain saja” jawab Harin singkat.

Jiyoung semakin kesal, “Kau ini benar benar…”

Ucapan Jiyoung terpotong karena tiba-tiba ponsel Jiyoung berbunyi, Jiyoung lansung mengambil ponsel dari dalam tasnya dan langsung mangangkat telfon tanpa melihat siapa yang memanggilnya terlebih dahulu.

“WAE!!!” bentak Jiyoung yang masih kesal karena jawaban Harin.

 “Yaa!! Kenapa kau membentakku! memangnya apa salahku hah?” Terdengar suara namja dari ponsel Jiyoung.

“Salahmu sendiri kenapa kau menelfonku saat aku sedang emosi” Ujar Jiyoung yang masih emosi.

“Memangnya kapan kau tidak emosi?” tanya namja itu lagi.

“Terserah kau saja! Tunggu sebentar aku mau bicara dengan temanku dulu!” Jiyoung mengalihkan pandangannya pada Harin “Harin aku angkat telfon dulu sebentar, ya?” Jiyoung meminta izin pada Harin.

“Ne, dari siapa?” Harin mengerutkan keningnya.

“Rahasia” Jiyoung cekikikan “Kau tunggu saja disini” lanjut Jiyoung lagi.

Jiyoung berjalan menjauhi Harin, sementara Harin duduk dibangku yang tidak jauh dari sana dan memutar lagu kesukaanya dari MP3nya, dari jauh Harin memperhatikan Jiyoung yang tampak kesal karena telfonya ditutup sebelum Jiyoung selesai berbicara. Jiyoung kembali ketempat Harin menunggunya dengan wajah sedikit kesal dan wajah bersalah.

Harin melepaskan headphonenya “Kau sudah selesai ayo cepat aku mau main…”

“Harin jeongmal mianhae tiba-tiba aku ada urusan mendadak” Jiyoung menundukan kepalanya karena takut mengecewakan temannya itu.

Harin sedikit memiringkan kepalanya agar dapat melihat wajah Jiyoung “Benarkah? Emm… pergilah, aku tidak apa-apa kok” ujar Harin mencoba menghibur temannya itu.

Jiyoung mengangkat kepalanya dan memegang tangan Harin “Aku janji lain kali aku pasti akan pergi denganmu sampai kau puas bermain disini” Jiyoung tampak menyesal.

Harin menepuk pelan tangan temannya itu “Gwenchana, tapi mungkin aku mau main disini sebentar setelah itu aku akan pulang dan malamnya…”

“Nonton konser Infinite dan berteriak ‘Kim Myungsoo’ sampai suaramu habis seperti waktu itu kan?” Jiyoung memotong ucapan Harin

Harin tertawa “Tepat sekali” Harin menjentikan tangannya.

“Harin aku benar benar minta maaf” Jiyoung menundukan wajahnya lagi.

Harin menepuk pundak Jiyoung “Sudah sana cepat, pergi nanti kau terlambat” Harin mendorong punggung Jiyoung.

“Ne gomawoyo” Jiyoung masih dengan wajah menyesal.

Jiyoung berjalan menjauhi Harin, sementara Harin, ia yang masih diam melihat Jiyoung berjalan pergi ke pintu keluar dan saat Jiyoung sudah sampai di dekat pintu keluar dia membalikan badan dan melambaikan tangan pada Harin dan Harin pun membalas lambaian tangan Jiyoung kemudian Jiyoung pun kelar dari taman bermain.

Harin menghela nafas “Karena aku sudah disini aku akan bersenang-senang sebentar setelah itu aku pulang dan bersiap-siap pergi ke konser kyaaaaa aku benar benar sudah tidak sabar” Harin membalikan badan dengan wajah yang sangat bahagia.

Tiba-tiba ada seorang anak berlari kearah Harin dan menabrak Harin hingga terjatuh.

“Noona maafkan aku” ujar salah seoarang anak. “Aku tidak melihat noona” lanjut anak itu dengan nada yang hampir menangis. “Gara-gara aku kacamata noona pecah” anak itu mulai terisak isak.

Harin membulatkan matanya kaget begitu mendengar kacamatanya pecah ‘Astaga kacamataku, sekarang bagaimana ini?’ ujar Harin dalam hati.

“Noona marah padaku ya” anak itu menangis kencang dan membuyarkan lamunan Harin.

“Anniyo, sudahlah jangan menangis noona tidak apa-apa, noona biasa beli kacamata itu lagi” Harin mengelus rambut nam dongsaeng itu agar berhenti menangis, Harin tidak tega melihat anak itu menangis “Sudah jangan menangis nanti pipimu bisa beku” Harin menghapus airmata nam dongsaeng itu.

“Noona tidak marah?” tanya anak masih terisak-isak.

Harin tersenyum agar anak itu berhenti menangis “Ne, noona tidak marah” Harin mengelus anak itu lagi.

“Maafkan aku noona” ujar anak itu masih terisak-isak.

Harin yang  tidak tega melihat anak itu menangis tiba-tiba teringat dengan lollipop yang tadi ia beli di depan pintu masuk taman “Sudah jangan nangis, kau mau lollipop?” Harin mengeluarkan lollipop dari tasnya.

Anak itu langsung mengambil lollipop itu “Kamsahamnida noona” anak berlari meninggalkan Harin.

Harin berdiri dan menghela nafas panjang, dan mengambil kaca matanya yang pecah, dengan pengliahatannya yang sangat kabur  ia berjalan ketempat duduk yang terdekat, dan disana tampak seseorang yang sedang duduk juga disana tapi Harin tidak begitu peduli, sekarang yang ada dipikirannya hanya bagaimana cara ia pulang dan konser Infinite.

Harin duduk disamping orang itu dan orang itu melihat Harin sekilas, Harin mengeluarkan MP3nya dan asal memutar lagu karena dia tidak bisa melihat tulisanya, tapi itu tidak masalah karena semua lagu diMP3nya adalah lagu Infinite dan bagi Harin semua lagi Infinite adalah lagu kesukaanya #np Infinite – Paradise Harin menaikan kakinya keatas bangku dan memeluk kakinya dan menenggelamkan wajahnya.

 Orang yang duduk disamping Harin yang ternyata seorang namja hanya melihat Harin dengan wajah bingung dan kemudian matanya beralih ke MP3 harin yang diletakan dia antara mereka berdua namja mengambil dan memeriksa isi MP3 Harin, Harin yang merasa kalau MP3nya sedikit terasa ditarik langsung mengambil tasnya dan memukul orang yang ada disampingnya.

“Ya!! Kau pencuri ya!!” Harin memukul namja itu dengan tasnya.

Namja itu menahan pukulan Harin dengan tangannya “Aduh, tidak aku bukan pencuri aku hanya melihat lihat MP3mu” Namja itu mengelak.

Harin membulatkan matanya dan merasa bersalah kerena menuduh orang sembarangan “Oh benarkah? Maafkan aku” Harin menatap kebawah dengan tatapan kosong.

Namja yang disebelah Harin mengerutkan keningnya “Kau ini tidak mengenalku?” tanya Namja itu.

“Aku buta” jawab Harin singkat.

“Mwo? Buta? Jelas jelas aku melihatmu berjalan kesini dan memutar lagu dari MP3mu” Namja itu tidak percaya karena jelas-jelas ia melihat Harin berjalan kesini tanpa menabrak sesuatu.

“Memang aku tidak buta tapi setengah buta aku tidak bisa melihat dengan jelas kacamataku pecah, kau mau tau bagaimana wajahmu dimataku?” Harin mengerutkan keningnya dan menatap lekat-lekat wajah namja itu.

Namja itu mengedip-ngedipkan matanya bingung “Memangnya bagaimana?” tanya namja itu sedikit penasaran dengan pertanyaan Harin.

Harin menundukan wajahnya dan menatap dengan tatapan kosong “Wajahmu tampak seperti penjahat ditelevisi yang disensor” jawab Harin asal.

Namja itu membulatkan matanya “Mwo? tapi apa kau tidak merasa kalau suaraku mirip seseorang?” tanya namja itu dangan nada heran.

“Molla~” Harin menggoso-gosokankan dan meniup kedua tanganya yang terasa sangat dingin.

‘Hah! yang benar saja ya!! Apa dia ini benar benar Inspirit hah?’ pikir namja itu dalam hati. “Siapa namamu?” tanya namja itu.

“Harin, Min Harin dan kau?” Harin menengokan wajahnya pada namja itu.

Namja itu tersenyum bangga “Namaku Kim Myungsoo” jawab namja itu dengan perasaan bangga dan berharap yeoja disebelahnya ini menyadari siapa dia sesungguhnya.

Harin yang mendengar jawaban namja yang bernama Myungsoo itu langsung tertawa terbahak-bahak “Baru kali ini aku bertemu seseorang yang memiliki nama yang sama seperti idolaku” Harin menepuk-nepuk tangannya.

Myungsoo menatap Harin dengan wajah hampir meledak ‘Ya aku ini benar benar Kim Myungsoo yang asli aku L member Infinite’ ujar L dalam hati “Mwo? mirip? Aku ini memang…” Ucapan L terpotong karena tiba-tiba Harin memengang tangan L, L hanya memasang wajah terkejut ketika merasakan tangan Harin yang sangat dingin.

“Wah… tanganmu sangat hangat” ujar Harin sembari tersenyum dan mengangkat tangannya lagi. Sementara L hanya diam membeku karena sedikit terpesona dengan senyuman Harin “Hey Myungsoo bisakah kau membelikan aku minuman?” Harin memiringkan kepalanya dan memasang wajah yang memelas.

“Mwo?” ucapan Harin membuyarkan lamunan L.

“Ah anniyo aku tidak memaksa maafkan aku” Harin merasa bersalah meminta bantuan orang yang baru dia kenal.

L menatap Harin yang menundukan kepalanya lagi “Tidak apa-apa kau ingin minum apa?” tanya L ramah.

“Benarkah? kau akan membelikannya untukku? Wah kau baik sekali, baiklah aku akan mentrakirmu” Harin bertepuk tangan kegirangan.

L terkekeh melihat tingkah Harin “Kau mau minum apa?” tanya L lagi.

“Aku mau coklat panas” ujar Harin penuh semangat.

“Baiklah” L pergi dengan cepat meninggalkan Harin sendiri dibangku.

Harin yang menyadari L tiba-tiba pergi langsung berdiri dan memanggil nama L “Myungsoo kau dimana? Jangan tinggalkan aku, aku takut sendirian” Harin panik.

L yang mendengar Harin memanggilnya langsung berbalik badan dan melihat Harin yang panik mencari-carinya, L berjalan mendekati Harin yang masih sibuk mencarinya.

“Myungsoo kau dimana?” tanya Harin berharap Myungsoo menjawabnya.

L berdiri didepan Harin yang sedang menerawang keberadaannya “Aku disini” L memasukan tanganya ke kantung jaketnya.

Harin mendongakan kepalanya “Kenapa kau meninggalkan aku sendirian? Aku kan sudah bilang aku akan mentraktirmu” Harin kesal.

“Aku hanya pergi sebentar, kau duduk manis saja disini” L menekan kedua pundak Harin agar kembali duduk dibangku.

“Kau janji akan kembali lagi, bukan?” tanya Harin yang takut ditinggal sendirian.

“Ne, aku akan kembali dengan 2 gelas coklat panas” jawab L.

Harin terkekeh “Baiklah” jawab Harin sembari tersenyum.

L meninggalkan Harin yang dibangku taman, ditengah jalan L melirik sebentar Harin yang sedang duduk sembari ngayun-ayunkan kakinya dibangku sembari mendengarkan lagu. “Dasar yeoja aneh” ujar L sembari tersenyum.

Tak lama kemudian L kembali ke bangku tempat Harin duduk dengan wajah senang karena berhasil membawa 2 coklat panas, tapi setelah sampai ternyata Harin sudah tidak ada disana, L yang panik langsung berlari sembari memanggil manggil Harin

“Min Harin dimana kau?” panggil L berharap Harin menjawab panggilannya tapi nihil tidak ada jawaban dari Harin.

L terus berlari mengitari taman sembari memanggil nama Harin. Tak lama kemudian L menemukan Harin yang sedang duduk dekat toko souvenir.

L berjalan mendekati Harin “Harin” L menepuk pundak Harin.

Harin mengengokan kepala “Myungsoo?” jawab Harin polos.

“YA! Aku kan sudah bilang untuk menungguku disana!! Kenapa kau malah menghilang dari sana!! naega neol geokjeonghae!!!” L meluapkan kekhawatirannya.

“Maafkan aku” Harin menundukan kepalanya “Tadi aku melihat penjual balon, dan aku benar benar mengginginkannya dan aku putuskan untuk mengejarnya tapi ditengah jalan aku menabrak seseorang jadi aku kehilangan penjual balon dan saat aku ingin kembali, aku lupa aku datang dari arah mana, jadi aku duduk disini menunggumu mencariku” ujar Harin panjang lebar.

“YA!! Kau ini kau baru mengenalku 30 menit yang lalu, bagaimana jika aku tidak datang untuk mencarimu hah?” ujar L degan nada agak meninggi.

“Kau sudah berjanji padaku akan kembali dengan 2 coklat panas” ujar Harin polos.

“Bagaimana kalau aku hanya berpura-pura membantumu dan meninggalkanmu?” tanya L lagi.

Harin mendongakan wajahnya dan tersenyum kearah L “Aku yakin kau akan kembali, karena dari suaramu, aku tau kalau kau adalah orang yang baik, dan suaramu juga selalu membuatku tenang”

L mematung mendengar jawaban dari Harin ‘Kenapa dia bisa tersenyum semanis itu’ tanya L dalam hatinya sendiri.

“Dimana coklat panasku? Disini benar benar dingin” tanya Harin tanpa basa basi.

L menyembunyikan coklat panas dibelakang tubuhnya “Aku tidak mau memberikannya padamu” ledek L pada Harin

Harin menggembungkan pipinya “Kau tega sekali, padahal aku kan sudah minta maaf”

L mengulurkan sebelah tangannya dan tersenyum pada Harin “Kau harus membayarnya dulu” Harin mengedipkan mata menerjap kata-kata L.

“Ah kau benar, hampir saja aku lupa” Harin membuka tasnya tapi dicegah oleh L, Harin terkejut dan membulatkan matanya.

“Tidak usah, aku hanya bercanda” L melepaskan tangannya “Mau ditaruh dimana wajahku meminta bayaran segelas minuman dari seorang yeoja” L menyodorkan segelas coklat panas pada Harin.

Harin terkekeh mendengar jawaban L “Tentu saja dikepalamu memang dimana lagi?” Harin menerima coklat panasnya.

“Kau benar” L membenarkan kata kata Harin.

Selama beberapa saat mereka tidak berbicara sama sekali, Harin sibuk dengan coklat panasnya dan matanya sibuk melihat-lihat daerah sekitar, sementara L dia diam-diam melihat wajah Harin yang yang terlihat santai dan entah mengapa ia senang dan merasa tenang tiap kali melihat wajah Harin dan tanpa sadar seulas senyum muncul dari wajahnya.

Harin menengokan wajahnya ke wajah L yang sukses membuat L kaget dan membuang muka kearah yang berlawanan dengan wajah Harin “Hey… Myungsoo boleh kah aku minta 2 permintaan lagi?”  tanya Harin tiba-tiba.

L membalikan wajahnya dan menatap wajah Harin “Apa?“

Harin terkekeh “Maukah kau mengantarku ketempat konser Infinite?” tanyanya sedikit ragu “Tenang saja tempatnya tidak jauh dari sini kok” Harin menambahkan.

L mengerutkan keningnya “Tapi bukankah konsernya dimulai jam 6 sore nanti, sekarang masih terlalu awal untuk datang kesana ini masih jam 2.30 siang” L melihat jam tangannya “Kenapa kau tidak pulang saja?” lanjut L tapi terbesit dibenaknya rasa tidak rela membiarkan Harin pulang.

“Ne aku tau, acaranya dimulai jam 6, tapi bagaimana cara aku pulang? Aku tidak bisa membaca petunjuk jalan dengan kondisi mataku sekarang ini!” Harin menundukan wajahnya “Dan lagi aku tidak mau pulang” Harin menambahkan.

L menatap Harin bingung “Memangnya kenapa kau tidak mau pulang?” tanya L penasaran.

Harin menggembungkan pipinya dan menatap L dengan tatapan aneh “Kau ini! Bagaimana bisa seorang eomma melepaskan anaknya yang setengah buta ini pergi kekonser yang ramai seperti itu! Dan lagi aku tidak mau melepaskan kesempatan ini” Harin menarik nafas sejenak “Tadinya aku tidak bisa menonton konser ini karena kehabiskan tiket, tapi berkat eommaku dia memberikan hadiah ulangtahun untukku yaitu tiket konser Infinite! V-V-I-P!”

L mengerutkan keningnya “Ulang tahun?” tanya L.

“Ya hari ini adalah hari ulang tahunku jadi berbaik hatilah padaku” Harin cekikikan.

L mengulurkan tangannya pada Harin “Saengil chukkahamnida” L tersenyum.

Harin menyambut uluran tangan L “Kamsahamnida” Harin balas tersenyum.

“Em… Karena Hari ini kau berulang tahun aku akan berbaik hati menemanimu sampai jam 5 disini” L mengacak acak rambut Harin.

Harin menggembungkan pipinya dan melempar tangan L menjauhi kepalanya “Kau membuat rambutku bentakan” Harin memukul pelan lengan L sementara L tertawa senang melihat Harin yang sibuk membenarkan rambutnya. “Tapi benar kau akan menemaniku disini sampai jam 5? Kau datang sendiri kesini?”

“Tentu saja aku akan menemanimu disini” L tersenyum “Tidak sebenarnya aku datang bersama teman-temanku, tapi aku terpisah dari mereka, sebelumnya aku sudah menelfon mereka, dan mereka bilang mereka sudah kembali”

“Kalau begitu kenapa kau tidak pulang juga?” Harin meminum coklat panasnya lagi.

L mengangkat kedua bahunya “Aku masih ingin bersenang-senang lagi pula aku sudah terlanjur janji padamu”

Harin tersedak “Benarkah? Aku juga awalnya ingin bersenang-senang dengan temanku tapi dia ada urusan” Harin menatap coklat panasnya.

L berdiri dan menarik sebelah tangan Harin “Ayo kita bersenang-senang”

Harin menatap tangannya yang ditarik L dan mengangguk “Ayo” jawab Harin penuh semangat.

Mereka berdua pergi mencoba semua wahana yang ada, mengunjungi toko souvenir, membeli gula-gula dan makan bersama disebuah café mereka saling berbicara tentang pengalaman pengalaman mereka, tapi dalam pembicaraan itu Harinlah yang paling banyak bercerita, meski begitu L sangat senang mendengarkan yeoja itu bercerita dan merasa nyaman berada didekatnya.

Setelah makan mereka berjalan melewati stand menjatuhkan target berupa kaleng-kaleng yang sudah disusun menyerupai piramid kemudian L mengajak Harin pergi ke stand itu.

“Harin aku akan memenangkan sebuah taddy bear untukmu” L memberikan uang pada penjaga stand.

Harin mendelik kearah L “Benarkah? Tapi aku tidak yakin kau akan menang dalam sekali lempar” Harin meragukan kemampuan L.

L diberi 1 bola oleh penjaga stand “Kamsahamnida” L mengalihkan pandangannya ke wajah Harin “Kau meremehkanku? Lihat ini!” L langsung melemparkan bola tersebut tepat sasaran “Kau lihat tadi?” tanya L bangga.

Harin menggeleng “Aku buta!”

L menghela nafas tidak percaya diacuhkan seorang yeoja “Kau ini benar benar” L menyipitkan matanya.

“Ini bonekanya” ujar penjaga stand tiba-tiba “Ah… ne, kamsahamnida” L menundukan kepalanya sebagai rasa hormat.

“Wah boneka taddy bearku ahhh… neomu kyeopta” Harin ingin mengambil boneka dari tangan L tapi L malah mengangkat boneka itu sehingga Harin tidak bisa menggapainya “Kenapa kau tidak memberikannya padaku?”

L menjulurkan sedikit lidahnya “Kau sudah meremehkanku, kalau kau mau lakukan sendiri”

Harin meniup poninya “Baik aku akan memenangkan bonekaku sendiri” Harin mengeluarkan uang dan memberikannya pada penjaga stand dan penjaga standpun member Harin 1 bola “Aku juga bisa memenangkan bonekaku sendiri” ujar Harin percaya diri

L mengerutkan keningnya “Apa tidak apa-apa” tanya L khawatir.

“Tentu saja tidak apa-apa, apa yang harus dikhawatirkan” Harin melempar bola itu sekuat tenaga kearah sasaran yang ia lihat tapi ternyata target yang dilihatnya adalah kepala pemilik stand, L yang melihat kejadian itu shock dan langsung menarik Harin pergi menjauhi stand itu.

Karena merasa sudah jauh dari stand itu L berhenti dan menatap Harin serius “Kenapa kau mengarahkan bola itu ke kepala pemilik stand?” tanya L serius.

“Aku yakin sudah mengarahkannya ketarget yang benar” jawab Harin serius juga.

Hening sesaat, kemudian mereka berdua tertawa terbahak-bahak.

“Andai saja kau lihat wajah pemilik stand itu begitu bolamu mengenai belakang kepalanya” L memegangi perutnya yang sakit karena tertawa.

Harin pun memengangi perutnya “Aku juga ingin melihat ekspresinya” jawab Harin masih tertawa.

“Ini” L memberikan boneka teddy bear itu pada Harin dan Harin langsung memeluk boneka itu “Setelah ini kita mau apa lagi? Kita masih punya waktu 45 menit lagi” terbesit lagi perasaan tidak rela dalam hati L ‘Kenapa hatiku terasa sesak, dan kenapa aku merasa tidak rela jika dia pergi?‘ tanya L pada dirinya sendiri.

“Aku mau naik kincir angin” jawab Harin penuh semangat.

L langsung membuyarkan semua lamunannya “Baiklah”

Harin tersenyum lebar “Hahh~ sudah lama sekali aku tidak naik kincir angin” Harin berjalan mendahului L “Kkajja” Harin menarik tangan L, L merasa nyaman ketika Harin menarik tangannya tapi tiba-tiba L berhenti “Ada apa?” tanya Harin

“Kau salah jalan, itu jalan ke pintu keluar, dan kincir angin ada disana” L menunjuk arah yang berlawanan dangan arah jalan Harin.

Harin tertawa malu “Jinjja? Kurasa aku akan jadi pemandu wisata yang buruk” Harin tersenyum malu.

“Biar aku saja yang menuntunmu” L menggandeng tangan Harin menuju kincir angin, mereka berjalan bersama dan tampak seperti pasangan kekasih. *-o- ya Allah saya dapet ide beginian dari mana sih –_–“*

Tak lama kemudian meraka sudah sampai dikincir angin, meraka naik bersama dan digerbong itu meraka hanya berdua dan meskipun mereka duduk bersebelahan tapi mereka berdua tidak saling berbicara mereka sibuk melihat pemandangan kota Seoul yang penuh gemerlap lampu yang terlihat indah dari atas, L yang duduk disebelah Harin sibuk melihat-lihat melalui jendela yang ada disebelah kirinya dan Harin sibuk melihat-lihat melalui jendela yang ada disebelah kanannya.

“Ada untungnya mataku rabun dan kacamataku pecah” kata Harin tiba-tiba.

L langsung kaget dan menatap Harin sedangkan Harin masih tetap melihat keluar jendela ‘Apa sebenarnya dia tau aku ini L? jadi dia memanfaatkanku!!’ pikir L buruk sangka. “Wae?” tanya L takut dugaannya benar.

“Lampu-lampu itu terlihat lebih indah daripada sewaktu aku naik kincir dengan menggunakan kacamata” jawab Harin masih melihat ke jendela.

L menyesal telah berpikiran buruk pada Harin “Benarkah?”

“Hemm” Harin menganggukan kepalanya.

Suasana hening lagi Harin masih sibuk melihat keluar jendela sementara L masih merasa bersalah.

“Hey Harin” panggi L.

“Ne” jawab Harin tanpa mengalihkan pandangannya.

“Siapa member Infinite yang paling kau sukai” tanya L sedikit ragu.

“Member yang memiliki nama seperimu” jawab Harin singkat.

“Jika kau bertemu dengannya apa yang akan kau katakan?” Tanya L lagi.

“Naneun neorul saranghada, kira-kira dia akan jawab apa ya?” Harin berbalik bertanya.

L membulatkan matanya, pipinya terasa panas dan detak jantungnya semakin cepat “Entahlah, lalu apa yang ingin kau lakukan bersamanya?” L bertanya lagi.

“Aku ingin dia pergi ketaman bermain dan naik kincir angin, aku ingin membagi pemandangan yang indah ini padanya” Harin menyenderkan kepalanya ke jendela dan L langsung kembali melihat ke luar jendela dan untuk beberapa saat suasana kembali hening.

“Kau sudah melakukan semua itu” L tidak mengalihkan pandangannya dari jendela “Aku ini adalah L” L memberanikan dirinya.

L menunggu jawaban Harin tapi Harin tak kunjung merespon pengakuannya, L berbalik melihat Harin ternyata dia tertidur menyender kejendela, L tersenyum melihat Harin yang tidur dengan tenangnya, L membenarkan kepala Harin dan menyenderkan kepala Harin ke bahunya dan menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah Harin. “L” Harin mengigo.

L tersenyum “Akan aku biarkan dia tidur sebentar, dia pasti lelah” L kembali melihat keluar jendela.

Setengah jam kemudian Harin terbangun dia mengucek-ngucek matanya yang terlihat kabur tapi ternyata pandangannyanya tetap saja kabur.

“Kau sudah bangun” tanya L begitu sadar Harin mengangkat kepalanya dari bahunya.

“Ne” jawab Harin masih lemas “Sudah berapa lama aku tertidur?” Harin mengucek matanya lagi.

“Tidak lama, hanya setengah jam” L tersenyum.

“Ah maafkan aku, gara-gara aku tertidur, kau tidak bisa bersenang-senang dan kau malah menungguku selama aku tertidur” Harin menundukan wajahnya.

L tersenyum “Sudahlah tidak apa-apa, bagiku hari ini adalah hari yang paling menyenangkan dalam hidupku” L mengacak-ngacak rambut Harin.

Harin melempar tangan L dari kepalanya “Kenapa kau senang sekali mengacak-ngacak rambutku, hah?” Harin berjinjit dan mengacak rambut L tapi tidak sampai karena L ikut berjinjit.

Tiba-tiba gerbong kincir angin mereka sedikit terguncang yang membuat Harin kehilangan keseimbangan tapi untungnya dengan sigap L menangkap Harin dan memeluknya. *–_–“ bakar FF ini yuk~* pipi L terasa panas dan detak jantungnya tidak dapat ia kendalikan, dan untuk beberapa saat L merasa nyaman dengan situasi ini tapi tak lama kemudian Harin langsung melepaskan pelukan L dan itu membuat L sedikit kecewa ia ingin memeluk yeoja itu sedikit lebih lama lagi, L menatap Harin dengan wajah kecewa sementara Harin mengalihkan pandangannya ke luar jendela karena sedikit merasa malu.

L menggaruk kepalanya yang tidak gatal “Maafkan aku aku hanya ingin menolongmu” L memulai pebicaraan.

Harin menengok kearah L “Ah ne gwenchana geurigo gomawo kau sudah menolongku, andai saja kau tidak menolongku aku pasti sudah jatuh dan mungkin aku akan terluka” Harin tersenyum.

“Ne cheonma” L menggaruk rambutnya lagi “Sebentar lagi kita turun”

Harin melihat kearah pintu keluar gerbong “Ne” Harin berjalan ke depan pintu keluar gerbong.

L menatap punggung Harin dari belakang ‘Kenapa jantungku berdetak sekencang ini’ L memengan dadanya yang berdetak kencang.

Gerbong yang mereka naiki sudah sampai dibawah Harin keluar duluan dan diikuti oleh L dan sekarang L sudah bisa mengendalikan perasaannya, mereka berjalan ke pintu keluar dengan saling bergandengan tangan dengan alasan Harin tidak bisa melihat jalan.

Setelah keluar dari taman bermain mereka menuju tempat pemberhentian bis, tiba-tiba L berhenti ditengah perjalanan L berhenti dan melepaskan tangannya dari tangan Harin,

Harin menengok kearah L“Ada apa?”

“Tunggu sebentar” L menyeleting jaketnya sampai menutupi setengah wajahnya sementara Harin menatap jalan didepan dan tidak memperhatikan L “Aku sudah selesai, kkajja”

Harin menengok kearah suara L tapi ia tidak melihat L, yang dia lihat adalah seseorang yang menggunakan jaket hitam sampai menutupi setengah wajahnya “Myungsoo kau dimana?” Harin celingukan.

“Aku ada dihadapanmu” L menepuk bahu Harin.

Harin membulatkan matanya “Kenapa kau menggunakan jaketmu seperti itu?” Harin menatap L dengan pandangan aneh.

‘Aku harus jawab apa? Aku tidak mungkin bilang aku takut bertemu fans ‘kan?’ pikir L dalam Hati “Eh… itu… ah… iya aku kedinginan” L menjentikan jari.

“Jinjja?” Harin tampak berpikir sejenak kemudian ia melepas syal merahnya dan melilitkannya ke leher L sementara L dia hanya menatap Harin memakaikan syal ke lehernya “Pakai saja ini kau pasti kedinginan karena sudah menemaniku sedari tadi, nah selesai” Harin menepuk-nepuk tangannya.

L memegang syal Harin yang sudah terpasang rapih di lehernya dan tercium wangi parfum Harin “Bagaimana denganmu?”

Harin tersenyum “Aku tidak apa-apa, kkajja nanti aku bisa terlambat” Harin merangkul lengan L.

“Kkajja” L menutup setengah wajahnya dengan syal Harin

Tak lama kemudian Harin dan L sudah sampai diterminal, Harin dan L duduk bersebelahan dibangku terminal sambil menunggu bis datang menunggu bis Harin masih sibuk mendengarkan lagu dan sesekali ikut bernyanyi dengan suara pelan, sementara L ia sibuk memperhatikan Harin.

Tak lama kemudian bis mereka datang, Harin menaiki bis itu terlebuh dahulu tapi tiba-tiba L menarik tangan Harin “Jangan sampai kita terpisah, nanti kau bisa kesasar” L menggandeng tangan Harin “Nah seperti ini”

Harin tertawa “Kau ini, terima kasih kau sudah mengkhawatirkanku” Harin mengagkat dan menepuk pelan tangannya yang digenggam L.

10 menit kemudian bis mereka sudah sampai ditempat konser disana tampak para Inspirit berbaris menunggu pintu masuk konser dibuka dan bagi pemilik tiket VVIP mereka telah disediakan jalan masuk khusus dan diperbolehkan masuk lebih awal.

 Meraka sudah sampai pintu masuk Harin dan L berhenti disana “Kita sudah sampai” L menatap Harin.

“Ne” ujar Harin pelan, ia menundukan kepalanya.

L menatap Harin “Kau kenapa?” L sedikit khawatir karena tiba-tiba Harin terlihat muram “Pasti kau kedinginan? Sudah ku bilang apa!”

Harin menggelengkan kepalanya “Anniyo”

“Lalu?” L tanmbah khawati.

“Aku masih punya 1 permintaan lagi bukan? Kau akan mengabulkan permintaaku ‘kan?” Harin menatap wajah L dengan wajah muram.

“Ne kau mau apa?” L tersenyum.

“Bisakah lain kali bisa bertemu lagi?” Harin sedikit malu.

L membulatkan matanya dan kemudian tersenyum “Kita pasti akan bertemu lagi” L mengacak acak rambut Harin dan seperti biasanya Harin melempar tangan L menjauhi kepalanya.

“Haish jinjja! aku ingin bertemu L jadi berhenti mengacak-ngacak rambutku” Harin merapihkan rambutnya lagi.

 “Aku tau, aku tau, aku yakin tak lama lagi kita pasti akan bertemu lagi” L tersenyum.

“Janji?” Harin menodorkan kelingkinnya.

L mengikat kelingking Harin deng kelingkinya “Janji” L tersenyum “Cepat masuk kau bisa terambat nanti, pintunya ada disana kau tinggal berjalan lurus saja kemudian berikan tiketmu dan minta seorang pagawai untuk mengantarmu ketempat dudukmu”

“Ne gomawo” Harin berjalan menjauhi L dan makin lama tangan Harin makin mengendor dari genggaman tangan L dan akhirnya terlepas tangan Harin terlepas dari tangan L, Harin berbalik dan melambaikan tangan ke L, L pun membalas lambaian tangan Harin semakin lama Harin semakin jauh dan akhirnya dia bisa masuk dengan selamat.

“Sekarang giliranku yang masuk” L tersenyum “Aku pasti akan dimarahi Sunggyu-hyung” L ngacak ngacak rambutnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Harin membaikan badan dan melambaikan tangan pada Myungsoo meski pandangganya kabur dia masih bisa melihat  Myungsoo membalas lambaian tangannya. Harin berjalan dengan pasti menuju loket khusus tamu VVIP dan meminta seorang pegawai untuk mengantarnya ketempat duduknya sesuai dengan saran Myungsoo, dia sangat senang ini adalah hal-hal yang paling ia tunggu-tunggu sedari tadi tapi entah mengapa ia merasa ada yang kurang. ‘Myungsoo’ pikir Harin dalam hati.

“Ini tempat duduk anda” pegawai itu membuyarkan lamunan Harin.

Harin membungkukan badan “Kamsahamnida”

Harin duduk dibangku yang sudah disediakan bangku itu benar-benar dekat panggung dan didepannya ada tempat kosong tanpa bangku untuk pemilik tiket festival mereka tidak diberi  bangku tapi mereka bisa melihat dengan dekat artis yang akan tampil dipanggung itu, dan disana terdapat 2 pagar pembatas yang membagi tempat kosong itu menjadi dua dan membentuk sebuah jalan agak luas yang menghubungkan panggung dan tempat duduk VVIP dan tempat duduk Harin tepat diujung jalan yang menghubungkan panggung dan tempat duduk VVIP.

Harin melepaskan jaket berwarna coklatnya, dia melirik keboneka taddy bear pemberian Myungsoo, Harin mengangkat boneka itu dan menatap boneka itu “Apa benar kita bisa bertemu lagi” Harin memeluk bonekanya itu tiba-tiba ponsel Harin berbunyi harin langsung mengambil ponselnya dari tasnya ternyata itu dari eommanya.

“Yoboseyo? Ada apa emma?” Harin menatap bonekanya.

“Kau kemana kenapa jam segini kau belum pulang? Kau bilang ingin menonton konser? Tapi kenapa kau belum pulang juga?” eomma Harin khawatir

“Gwenchana eomma” Harin memutar mutar telinga taddy bear itu “Aku sudah di tempat konser aku terlalu asik bermain sampai lupa waktu, jadi aku putuskan langsung ke tempat konser saja” Harin menatap kosong boneka taddy bearnya itu.

“Oh baiklah, kalau begitu selesai konser eomma akan menjemputmu” ujar eomma Harin diponsel Harin

“Ne, bye eomma” Menutup ponselnya.

Eomma Harin menatap telfonnya “Ada apa dengan anak itu? Tadi pagi dia begitu semangat tapi sekarang lemas seperti kehilangan setengah nyawanya” Eomma Harin menggeleng-gelengkan kepalannya karena tingkah anaknya itu “Hah sudahlah mungkin dia kelelahan aku harus masak makan malam”

Harin menggengam lemas ponselnya dan dia masih saja menatap boneka itu “Seharusnya tadi aku minta nomer ponselnya” Harin menghela nafas kemudian memeluk bonekanya lagi.

Kemudian keadaan tempat konser yang tadinya sepi berubah menjadi ramai begitu para fans lainnya masuk dan memenuhi gedung konser. Mereka tampak bersemangat mereka membawa perlengkapan konser seperti light stick dan aksesoris lainnya dan mereka terus berteriak nama bias mereka, tapi entah mengapa Harin merasa terlalu lemas untuk melakukan hal yang sama seperti mereka tiba tiba terdengar dentingan lagu.

[Sungkyu] Yeah, ooh-ooh

[L] niga meoreojinda (da-da) meolli jeomi doenda (da-da) Bareul ddeji mothae maeuman dwijjocha ddara ganda

“Myungsoo” Harin berguam.
                                        [Sungkyu] naneun ajiginde (de-de-eh-eh-eh-eh) Byeonmyeongdo mothaeneunde (de-de-eh-eh-eh-eh) [Woohyun] han bal mulleoseoseo goodbye (goodbye) Aju jamsiman nan goodbye (goodbye)

“Aku tidak ingin berpisah denganmu meski hanya sebentar” Harin menatap boneka pemberian Myungsoo. Nothing's over [Sungjong+Sungyeol] Nothing's over Nothing's over [Sungjong+Sungyeol] Nothing's over Nothing's over [Sungkyu] jumuneul oewo naege

“Myungsoo pasti kau penyihir” Harin memukul boneka pemberian Myungsoo.
Ddan nom mannamyeon andwae (oh! ) Beolsseo geureomyeon andwae (ooooh! ) [Sungkyu] ajigeun ggeunange aniya [Woohyun] ggeunange aniya [Sungkyu] neol bonaen jeok eopseo Baby yeah, baby yeah

“Kenapa kau melakukan ini padaku, bahkan aku tidak bisa berfokus pada L aku terus berfikir tentangmu” Harin mulai terisak.
[Dongwoo] I think about you all day long Jamsibbunin eodumsogeseo jocha neolchaja hemeyeo Datilbbunin gamjeongsogeseo huh Nal chajawa gamssa-andeon ddaddeuthan neoui melody I hear that never forget you [Sungkyu] aniya I will find my baby

~~ “Myungsoo kau dimana? Jangan tinggalkan aku, aku takut sendirian”

“Myungsoo kau dimana?” ‘dia meninggalkanku sendirian, dia pasti tidak peduli padaku’

“Aku disini” ~~ Harin meneteskan air matanya tanpa sadar. Nothing's over [Sungjong+Sungyeol] Nothing's over Nothing's over [Sungjong+Sungyeol] Nothing's over Nothing's over [L] jumuneul oewo naege Ddan nom mannamyeon andwae (oh! ) Beolsseo geureomyeon andwae (ooooh! ) [Woohyun] ajigeun ggeunange aniya [Sungkyu] ggeunange aniya [Woohyun] neol bonaen jeok eopseo

“Itu benar ini belum berakhir, suatu saat nanti aku pasti bisa bertemu dengannya lagi, dia sudah berjanji padaku” [Hoya] Uri cheoeum bwatdeonnal neomuna ddeollyeona Niga naege haetdeonmal babo cheoreom mideunna Nisaenggage jam mosi rudeon damirudeon nal anajwo Imi meoreojyeo beoryeodo naranajwo

[Sungkyu] He-eojil su do isseo geurae geureol su isseo [Woohyun] hajiman ireoken aniya (ireoken aniya) [Sungkyu+Woohyun] nan ggeunael su eopseo

Ddan nom mannamyeon andwae (oh! oh! ) Beolsseo geureomyeon andwae (ooooh! ) [Woohyun] ajigeun ggeunange aniya (ggeunange aniya) [Sungkyu] na-egen neobbunya

“Kita bisa saja terpisah sekarang tapi aku tidak akan membiarkan ini berakhir begitu saja aku yakin aku pasti akan bertemu dangannya lagi” Harin menghapus air matanya.

“KYAAAAAAAAAA Sungyeol oppaaa!!!” Yeoja dibebelah Harin berteriak membuat Harin membuyarkan lamunannya, Harin kembali ber fokus kearah panggung tapi tiba-tiba saja ada seorang namja berlutut dihadapan Harin yang membuat Harin kaget setengah mati.

Sungyeol memenggang tangan kanan Harin “Mau kah kau naik kepanggung bersamaku” Sungyeol mencium tangan Harin dan sukses membuat semua fans disana berteriak histeris.

Harin mengedipkan matanya beberapa kali intuk mencerna perkataan Sungyeol “Mwo? aku?” Harin menunjuk dirinya sendiri.

“Ne” Sungyeol menarik keatas tangan Harin dan itu pun terbukti Harin pun ikut berdiri.

“Tapi aku tidak bisa melihat…” Ucapan Harin terpotong karena tiba-tiba saja Sungyeol mengandeng tangan Harin dan membuat para fans lain berteriak.

“Aku tau, kkajja” Sungyeol menarik Harin ke atas panggung.

Dan sekarang Harin sudah di atas panggung dia melihat begitu banyak light stick yang menyala dengan indahnya, ini kali pertamanya melihat hal seperti itu karena terpesona dengan pemandangan didepannya Harin tidak sadar bahwa member Infinite lain pun sedah berdiri disamping Harin *Hoya-Dongwoo-Sungjong-L-Harin-Sungyeol-Woohyun-Sunggyu* Semua member selain  L tampak sibuk menyapa fans.

“Kita bertemu lagi Min Harin” Terdengar suara pelan dari sebelah kiri Harin suara yang tidak asing ditelinganya, mata Harin langsung membulat dan menatap wajah namja disebelah kirinya “Myunsoo kau sedang apa disini” Harin menjuk L “Oh astaga” Harin menutup mulutnya dengan kedua tangannya, dia sangat terkejut ternyata Myungsoo yang ia kenal adalah L.

“Maaf aku tidak member tau mu sejak awal” L mengacak ngacak rambut Harin tetapi Harin hanya diam membeku.

“Tak kusangka kita bertemu secepat ini” Harin memberanikan diri berbicara.

L tersenyum “Karena aku masih hutang jawaban padamu”

“Mwo?” Harin membulatkan matanya tidak mengerti ucapan L.

“Siapa namamu?” Sungyeol tiba-tiba bertanya pada Harin, Harin pun langsung beralih pandangan dan menatap wajah Sungyeol.

“Harin namaku Min Harin” jawab Harin gugup.

“Baiklah Min Harin kau ingin kami menyanyikan lagu apa?” Sungyeol merangkul bahu Harin dan L menatap Sungyeol dengan tatapan membunuh, Sungyeol yang melihat L menatapnya seperti itu langsung melepaskan tangnnya dari bahu Harin.

“Be mine” Harin menjawabnya dengan yakin.

“Baiklah lagu kami berikutnya adalah lagu Be mine” Ujar Sunggyu pada para fans dan para fans pun berteriak.

Harin kembali menatap L untuk meminta penjelasan tentang maksud perkataannya tapi dia terlambat sekarang L sudah diposisinya dan Harin di persilakan duduk oleh panitia yang khusus untuknya.

[L] jikyeobwa wat janha ni sarangeul gin ibyeoreul [Woohyun] neul sangcheo badeul ba en nan ge na, ah [Sungjong] kkok baro bwa, uneunge shilheoseo geurae [Sunggyu] apeunge himdeureo geurae, geureon neol bolttae mada

Naekkeo haja, naega neol saranghae, eo? naega neol geokjeonghae, eo? Naega neol kkeut kkaji, chaekim jil ge Naekkeo haja, niga nal aljanha, eo? niga nal bwat janha, eo? Naega neol kkeut kkaji, jikyeo julge

[Sungyeol] Do you hear me... Do you hear me... oh

[Hoya] jeojeun gieok bakhin nungil kkeut nae Pumeseo jukkil barae [Dongwoo] jallin maeumi heullin nunmul samki neun geon Naji magi deullin neora do gamchu neun na

[L] neom chinda saenggakhae neon na ege neul geuraesseo [Sunggyu] ni sangcheo ga neul surok keoji neun mam [Sugjong] naegero wa, utneunge johaseo geurae [Woohyun] pyeon hage haejuryeo geurae, jeogeo do namaneun neol

Naekkeo haja, naega neol saranghae, eo? naega neol geokjeonghae, eo? Naege neol kkeut kkaji, chaekim jil ge

Gati gaja, himdeun gil geod jima, eo? shwibji anhat janha, eo? Dashi neun geureon neol, bogi shilheo (Oh) Naekkeo haja, naega neol saranghae, eo? naega neol geokjeonghae, eo? Naega neol kkeut kkaji, chaekim jil ge

[Dongwoo] da tujin anheul kka, sangcheo tto aneul kka Kkeunhim eobtneun apeun gori e Hangsang sori eobtneun jeonjaeng neon murihae Geokjeong ye bang paero nan ni ape

[Hoya] naneun dal cheoreom ni juwil dolgo dora Buri keojyeo beorin ni sarangeun nohgo nalbwa Gipi paeyo beorin sangcheo, deopeo julge Utge, halge, naegeollo mandeulge

Selama Infinit bernyanyie Harin masih terus berfikir apa maksud kata-kata L tapi ia tidak menemukan jawabannya.

“Nah karena Harin telah berbaik hati nai kepanggung persama kami” L melilitkan syal merah ke leher Harin dan Harin hanya diam membiarkan L melilitkan syal di lehernya “Ini hadiah untukmu”

‘bunannya ini syalku’ pikir Harin “Kamsahamnida” Harin membungkukan badan.

Dan member lainpun member Harin hadiah berupa sebuah pelukan, dan sampailah pada giiran L, L memeluk Harin sembari berbisik “Hutang jawabanku saat dikincir”

~~“Naneun neorul saranghada, kira-kira dia akan jawab apa ya?”

“Entahlah”~~ Harin membulatkan matanya karena berhasil mengingatnya. “Dan jawabanku adalah Nado, naneun neorul saranghada, dangsin-eun nae yeoja chinguga wonhaneungeoya?” L melepaskan pelukannya.

Harin menatap L dengan wajah bingung dan L pun menatap Harin dengan cemas dan akhirnya Harin tersenyum dan menjawab “Ne” Harin kembali ketempatnya dengan perasaan bahagia, dan L pun mendapat tenaga baru yang tambah membuatnya bersemangat selama performs, dan selama perfoms L terus melihat dan memperhatikan Harin dari jauh dan hari itu juga mereka resmi menjadi pasangan.

~~~~~2 bulan kemudan~~~~~

“Harin kau sedang apa?” Terdengar suara namja dari ponsel Harin.

“Aku sedang bersiap siap pergi, bagaimana denganmu? Kau pasti sibuk promosi album BTD di jepang kan?” Harin mengambil tasnya dari sofa.

“Yah begitulah aku benar-benar merindukanmu, jika aku sudah pulang dan punya waktu senggang aku ingin pergi bersamamu ke taman bermain lagi, oh ya show chase dijepang kau datang kan?” ujar namja itu lagi

“Aku juga merindukanmu, tentu saja aku sudah membeli album BTD versi A dan B dan mungkin tiketnya akan datang sebentar lagi, baiklah kita akan pergi ke taman bermain, tapi hari ini aku akan pergi kesana bersama orang lain” Harin terawa kecil.

“Aku tidak akan tertipu lagi kau akan pergi dengan Jiyoung kan?”

“Bukan Jiyoung tapi Jinyoung”

“Mwo? Jinyoung? Siapa dia?”

Harin tertawa puas “Kau tertipu lagi dia TEMAN Jiyoung, aku memang akan pergi dengan Jiyoung” Harin menekankan kata teman.

“Kalau begitu kau harus bawa softlens atau kacamata cadangan”

“Untuk apa?” Harin mengerutkan keningnya.

“Aku tidak mau kacamatamu pecah lagi dan bertemu dengan namja lain disana, kau tau! aku harus mengatakan hal yang menyebalkan dalam hidupku demi untuk mendapatkanmu”

Harin tertawa mendengar jawabankekasihnya yang bernama Kim Myungsoo atau L. =D

~~~~~Tamat~~~~~

*****Epilog*****

~~~~~Actris Room~~~~~

L memasukin ruangan artis diam-diam, Hanya kepalanya yang memasuki ruangan, ruangan itu tampak sepi hanya ada penata rias yang menatap L wajah yang menahan tawa “Ada apa? Kenapa ruangan ini sepi sekali? Apa mereka belum datang?”  L menatap penata rias yang sedang berdiri didepan meja rias, akhirnya L memasuki ruangan tiba-tiba saja dari belakang pintu para member lain meragkul L, menjitak dan mengacak-ngacak rambut L.

“Kau kemana saja kenapa baru datang kemari” Sunggyu tidak melepaskan rangkulannya.

“Kau tau kami dimarahi oleh manager” Sungyeol menjitak kepala L dengan wajah gemas, tiba-tiba Sungjong ikut menjitak L *dengan wajah tanpa dosa –_–”*.

“Tamatlah riwayatmu Myungsoo” Woohyun mejitak kelapa L juga.

Sementara Dongwoo dan Hoya hanya tertawa puas melihat L dijitak bertubi-tubi oleh member-member lain dan para panata riaspun ikut tertawa melihat L *dianiaya -coret- digebugin -coret- dibakar -author yang dibakar- omo~ O.o*

L melepaskan diri dari rangkualan Sunggyu “Kalian juga yang meninggalkanku sendiri disana” L tidak mau sepenuhnya disalahkan.

“Tapi kau bilang akan segera kembali, dan akan bersenang-senang sebentar tapi lihat sekarang sudah jam berapa?” Sungyeol menunjuk-nunjuk wajah L.

L berbalik menunjuk-nunjuk Sungyeol “Kau! Kau pasti yang mengusulakan ide untuk meninggalkan ku kan?” L mengepalkan tangannya ingin memukul Sungyeol tapi Sungyeol berhasil lari dari L.

“Sudah lebih baik kau ganti pakaian dan itu syal siapa?” Sunggyu menarik dan melepaskan syal merah itu dari leher L dan hidungnya mencium bau parfum perempuan.

L mengambil kembali syal itu dari tangan Sunggyu “Ini miliku, ini sama pentingnya dengan guling bambuku” L pergi keruangan ganti bersama seorang penata rias.

Sunggyu menghela nafas “Apa-apaan dia itu?”

Tidak lama kekudian L sudah siap dengan baju berwarna hitam hingga yang menutupi hingga lehernya dan dengan punggungnya sedikit terbuka. *taukan hik –o– baju kurang bahan tuh *dibakar L*

“Sunggyu-hyung aku ingin berbicara denganmu” L mengajak Sunggyu ke dekat panggung dan membuka sedikit tirai yang menghubungkannya dengan panggung yang akan mereka gunakan untuk tampil nanti.

“Ada apa?” Sunggyu sedikit penasaran kenapa dia di ajak kemari.

“Bukankah nanti ada bagian dimana kita milih seorang fans untuk naik kepanggung?” L malah balik bertanya.

Sunggyu menaikan alisnya “Lalu?”

“Aku ingin kau memilih yeoja yang duduk di kursi VVIP itu dia yang menggunakan drees pendek berwaran baby pink dan disebelahnya ada jaket berwarna coklat” L menunjuk Harin yang tampak kesepian.

“Tapi yang diberi ke sempatan untuk mengajak seorang fans itu bukan aku tapi Sungyeol” Sunggyu melirik Harin kemudian mengerutkan kening “Seleramu bagus juga untuk ukuran orang biasa dia cukup cantik dan manis *melek makannya juga gyu –o– #plak* Memangnya kenapa kau ingin mengajak yeoja itu?”

“Mwo? Kenapa harus Sungyeol? Kenapa tidak kau saja?” L mengguncang-guncang tubuh Sunggyu.

Sunggyu berbalik menguncang-guncangkan tubuh L “Alasannya karena kalau dia dikejar fans dia bisa lari dengan cepat dengan kakinya yang panjang itu” jawab Sunggyu asal.

“Mwo?” L membulatkan matanya.

“Sebenarnya dia yang memaksa, Sungyeol ingin dia yang memilih seorang fans beruntung itu” mata L langsung membulat ia pun langsung berlari kembali keruangan ganti.

“Ya! Ya! Ya! Kau mau kemana? nappeun nam!” panggil Sunggyu.

Tek beberapa lama orang yang L cari-cari sudah ia temukan.

“Sungyeol aku ingin minta tolong padamu” L memohon pada Sungyeol.

“Apa?” L menarik Sungyeol ketempat dia menarik Sunggyu.

“Kau lihat yeoja yang sedang menatap boneka itu?”  Sungyeol berjinjit agar bisa melihat yeoja yang dimaksud L dan akhirnya Sungyeol menemukan yeoja yang di maksud L.

“Wah yeoja itu manis juga” L menjitak kepala Sungyeol ”Baiklah-baiklah aku tau, Lalu?” Sungyeol  mengerutkan keningnya.

“Aku ingin kau mengajak yeoja itu naik kepanggung” kata L terus terang.

“Aku tidak mau” Sungyeol melipat kedua tangannya kedepan dadanya.

“Aku mohon bantulah aku” L memohon-mohon.

“Baiklah tapi aku mau melakukannya asal dengan satu syarat” Sungyeol tersenyum evil.

“Apa katakana saja?” kata L penuh semangat.

Sungyeol menepuk-nepuk dadanya “Panggil aku Sungyeol-hyungga neomu hansome selama 1 bulan saja”

L membulatkan mata “Tidak akan pernah! Aku tidak mau” L membuang muka.

Sungyeol menaikan bahunya “Itu terserah padamu” Sungyeol berbalik badan hendak kembali ke tempatnya tadi tapi L mencegahnya.

“Baiklah aku setuju” L tepaksa.

Sungyeol tersenyum menang “Kalau begitu cepat pangagil aku Sungyeol-hyunga neomu hansome”

 “Su… Sungyeol-hyu…hyung” L kaku “neomu hansome” L langsung mengelap mulutnya.

Sungyeol tertawan puas “Bagus” Sungyeol memberikan 2 jempol pada L dan L pergi kekamar mandi untuk menyuci mulutnya karena telah ngengatakan hal yang menjijikan banginya.

~~~~~Tamat~~~~~
 



FF / KOREA I'M COMING / 1 of 2
by Panti Sfw on Monday, March 19, 2012 at 5:42pm ·

INI FF YANG PERTAMA GW BUAT!!! cuman pernah post di fb sekali -___- yaowoh, semoga ini masih layak tayang, paling nggak ratingnya selevellah ama Putri yang ditukar (?)


Let's Check it out!


Cast :      Kim Kibum as Kim Keybum
                Kim Jonghyun as Kim Jonghyun


Cameo : 2min (Taem as Yeoja), Jinki, Amber,Jesicca, Yoona, Sekyung.

Romance, Yaoi, Family, dan castnya milik author sebiji

Author : Baby Kyoung

PG - 17

Cuman mau kasih tau, disini Sekyung cuman adiknya Jonghyun kok, jadi wolesful ajayah JKS, jangan gorok gueh -__- dan yang SG cuman taemin, tapi ini ff bisa didefinisikan SG kok, soalnya kaga terlalu nyebut gender gw


WARNING!!! : Banyak typo dan gombalan gombalan gaje! Dari segi sudut pandang JELAS author selalu tau


-  - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Key’s POV


Hari ini aku hanya bisa merutuki nasibku yang sangat sial, kedua orangtuaku sudah meninggal sejak aku berumur 12 tahun dan hanya nenekku satu satunya keluarga yang kupunya. Aku, Kim Keybum, anak berdarah campuran antara jepang dari ayahku dan korea dari ibuku. Bukan bermaksud sombong di umur 17 tahun aku sudah menampakkan tanda tanda kecantikanku ya, namja cantik, mulai dari wajahku sangat mulus, pipiku tirus, mataku tajam layaknya mata kucing, hidungku bangir dan warna kulitku seperti susu juga rambutku yang sengaja ku blonde sangat halus seperti orang korea pada umumnya *kok kayak ciri ciri orang ilang dikoran ya *lanjuuuut ajadeh


“nenek kenapa nenek pergi tanpa pamit?? Sekarang aku harus hidup dengan siapa?”, tiba tiba saat aku tengah menangisi foto nenek di altar yang terletak di ruang keluarga nenekku (yang sekarang telah menjadi rumahku) ada yang menepuk pundakku dan berbicara dengan bahasa yang kukira bahasa korea. Aku hanya mengkerutkan dahiku karena intinya aku hanya tau satu kata yang dikatanya “ikutlah!”


Sesorang disebelahnya menerjemahkanya dalam bahasa jepang,“Aku ini ahjussimu, ikutlah aku ke korea karena aku telah berjanji pada ibumu untuk merawatmu sebagai anak angkatku setelah nenekmu meninggal”.


“othokke?”


Aku entah mengapa merasa senang tapi juga bingung, kuputuskan untuk ikut ke korea, tetapi bagaimana aku berkomunikasi? Bagaimana sekolahku? Kini aku mengerti betapa pentingnya belajar bahasa korea seperti yang disarankan ibuku semasa masih hidup. Entahlah yang kupikirkan aku ingin segera meninggalkan jepang yang penuh kenangan pait ini.



- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -



Ini penerbangan pertamaku, untuk pasport dan segalanya telah disiapkan oleh seorang yang belakangan ini harus kubiasakan memanggilnya appa yang berarti ayah. Jam penerbangan yang panjang membuatku sedikit pegal, aku sempat melongo saat mendarat di bandara internasional incheon yang langsung ditarik oleh ahjussiku,
“mian ahjussi” hanya itu yang sanggup kuucapkan.
“don’t ahjussi, just call me appa, okhey?”  aku hanya ber oh ria.


Appa mencegat taksi dan memasukkan koper koperku ke dalam bagasi dan berbicara kepada supir taksi yang lagi lagi aku tak mengerti. Taksi berhenti di depan rumah bertingkat yang lumayan besar berwarna putih gading,
“aku suka rumah ini” batinku.
Appa mengajakku masuk dan membawa koper koperku kecuali koper pink kecil berhargaku, yeah meskipun isinya hanya... pssst  celana dalamku. ehem
“annyeong hanseo~~” appa berteriak yang kemudian langsung disambut hangat oleh keluarganya. Appa mengenalkan keluarganya satu satu, yang tertua adalah Lee Jinki atau onew kedua adalah Lee Minho(?) yang berumur sama dengan Lee Taemin, yang belakangan ini aku tau bahma ahjumma baru menikah 2 tahun dengan ahjussi maka jadilah Taemin saudara tiri Minho. Jinki menyapaku dengan ramah dan aku harus memanggilnya hyung , sedangkan minho sangatlah dingin begitu juga taemin, “tinggiku mungkin sama dengan taemin” batinku. Disini aku mejadi dongsaeng bagi mereka tetapi aku tak mau memanggil minho judes ini dengan hyung begitu pula taemin.


Appa menyuruh Jinki hyung menunjukkan kamar yang telah disiapkan untukku, kamarku berada di lantai dua bersebelahan dengan kamar Jinki, ketika pintu kamar itu dibuka dekorasinya sangat kusukai dengan wallpaper warna pink warna favoritku. Kamarnya tidak terlalu luas tetapi nyaman untuk dipakai.
“silahkan princess ini kamar anda” kata jinki hyung sambil membungkukan badannya
membuatku tersenyum dan menjawab “ne, jinki hyung”, dia melihatku dengan tatapan heran
“hyung?”
dia terus menatapku dengan mata sabitnya “ahh~ kesampaian juga aku punya kakak setampan ini, nggak nyesel pindah ke korea”, batinku.
“hyung?”
ia mengulangi perkataanku tadi dan terus melihatku dengan tatapan heran yang kemudian menjadi tatapan senang “ohh~ ne my dongsaeng” sahutnya dengan senyuman maut yang membuatku semakin klepek klepek (?)



~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~



Sudah seminggu aku disini tetapi bahasaku belum juga lancar, aku hanya bisa mengucapkan “gomawo”,”mianhamnida”,”chakkaman”,”ne”,”anio”,”arraseo”,”otthoke” dan beberapa patah kata lagi. Appa berbicara dalam bahasa inggris untuk menyuruhku les bahasa korea karena inggrisku sudah baik mungkin tidak ada masalah dalam pembelajaranya, tiba tiba Jinki hyung turun dari kamarnya dan menyarankan temannya ada yang menjadi guru les bahasa korea dan langsung disetujui oleh appa.


Ini hari pertama les ku, sangat melelahkan tapi aku senang dengan begini aku bisa berkomunikasi dengan orang lain lebih lancar. Guru lesku memujiku, untuk orang yang pertama kali belajar aku sudah lumayan bisa. Hari hari berlalu, sudah 2 bulan aku les bahasa korea logat dan tata bahasaku sudah semakin baik maka rencana Appa selanjutnya mendaftarkanku di Senior highschool SHINee, sekolah yang sama dengan ketiga saudara baruku. Aku mulai masuk 4 bulan lagi setelah bahasa koreaku lancar, agar aku tidak ketinggalan pelajaran. Appa juga mengganti margakuku menjadi lee kibum yang membuatku agak risih mendengarnya, aku lebih suka di panggil key.
Pagi ini aku bangun lebih pagi dan membantu umma memasak juga pekerjaan lain, aku tak mau kedatanganku merepotkan umma, aku pintar dalam pekerjaan rumah seperti mengepel, memasak dll. Sedangkan taemin tidak bisa apa apa kecuali menghabiskan banana milk miliknya.
Appa sudah rapi dan bersiap pergi bekerja dengan mobilnya, aku pun juga sudah siap dengan seragam baruku. Jantungku memompa adrenalin lebih kencang menanti seperti apa murid murid sekolah baruku.



- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -



Saat memakai Seragam SHINee SHS menurutku bagus dan pas di tubuhku dengan garis pink di jasnya tapi kenapa celananya harus model skinny? Membuat kaki panjang nan sexyku terekspos, “dari pada mengeluh lebih baik segera berangkat” batinku  . Hari pertama aku masuk sekolah murid murid tidak terlalu heran karena wajahku sangat kontras dengan mereka kecuali mata kucingku yang menurut mereka sangatlah cantik. Walaupun ini hari pertama tapi aku sudah belajar murid mana yang harus ku jauhi yaitu geng maut f(x) , siapa lagi kalau bukan Amber dan Jesicca. Dua Orang ini hobi banget nindas anak anak cupu apalagi anak anak baru grrr~. Sehari di SHINee SHS ini lumayan lancar dan aku sudah mendapat teman calon sahabat bernama Yoona.



“Annyeoooong~” teriakku ketika pulang dari sekolah tapi mengapa tidak ada yang menjawab? “apakah mereka pada tidur ya?” batinku

.

Sambil melepas sepatu dan bergegas ke dapur “aissh, jinjjayo haus banget” aku bergumam sendiri.
Aku mengambil sebotol jus dari kulkas dan menenggaknya tanpa ampun(?) sambil membaca note yang berisi : “umma pergi dengan teman umma sebentar, mungkin kembali pukul 12 nanti, annyeong”  tiba tiba ada yang menepuk pundakku yang membuatku kaget setengah mati, aku menengok dan bersiap melempar botol jus yang kupegang ke kepala seseorang yang kukira maling dibelakangku, ia menangkap tanganku yang menggenggam botol jus
“kau mau membunuhku dengan botol jus ini Ya!” bentaknya
“oh Minho, kau mengagetkanku kukira maling jadi mau gua bunuh deh”
Minho tak peduli dengan perkataanku tadi dan terus berjalan melewatiku, tak peduli apa yang minho lakukan aku ingin segera masuk kamar saat tiba tiba kulihat taemin keluar dari kamar mandi.
“ah kenapa aku harus dirumah dengan dua gunung es ini! Kemana jinki hyung? Apa lembur latihan ujian lagi?” batinku sambil mengutuk umma yang pergi tiba tiba.



Aku hanya berbaring di kamar, guling guling kesana kesini, bosan menunggu aku bermaksud pergi ke ruang keluarga untuk menonton tv, saat tiba tiba kudengar pertengkaran 2min,
“kenapa? Apakah kau hanya main main denganku selama ini?” teriak taemin dengan suara serak yang kukira menangis
“sudahlah! ini tak perlu kita bahas lagi umma dan appa saling mencintai, aku tak punya perasaan lagi padamu seperti dulu”, balas minho meninggalkan taemin yang menagis tersedu sedu, ke kamarnya yang berhadapan dengan tangga
tak mau ketahuan aku segera berlari ke kamar dan menggunakan headset pink milikku, bertingkah seolah olah tidak terjadi apa apa. Pintu kamarku membuka dan aku melihat minho masuk, jantungku berdegup kencang saat kutanya
“apa yang kau lakukan disini, ketuk pintu dulu juga kalo mau masuk siapa tau aku sedang ganti baju, kulempar kau pake boxer ku!”
tanpa menjawab gurauanku minho bertanya “key-ssi apa kau mendengar tadi?”
“mwo? Mendengar apa?” tanyaku innocent
minho mengangkat sebelah alisnya “eeemh, ani, aku hanya memecahkan piring dan suaranya cukup keras jangan bilang umma, arasso!” tiba tiba nadanya naik beberapa tingkat, aku hanya mengangkat bahuku dan berkata
“ne, arraseo arraseo”



- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -



4 bulan sekolah membuatku tau murid kelasku yang sering ditindas amber and Jesicca, ya, kim sekyung dia anak yang muram dan pendiam walaupun menurutku wajahnya lumayan cantik, membuat amber dan jesicca sangat hobi mengerjainya. Aku tak tega melihat kelakuan amber yang semakin hari semakin menjadi jadi, dari membuang sepatu sekyung ke tong sampah, menyembunyikan baju seragamnya saat olahraga jadi ia tidak ganti baju sampai pelajaran usai dan terakhir ia menyiram sekyung dengan air pel saat di toilet *sori, sekyung noona gw buat tertindas disini*. Aku yang tak tahan melihatnya kuambil ember air dari tangan amber dan menyiramkan sisa air itu ke kepala amber
“Ya!! Tega banget sih? Dia udah diam kenapa kamu terus menindasnya?” desisku sambil memberi sapu tangan kepada sekyung dan mengembalikan ember itu ke tangan amber
“YA!! Lee Kibum, tunggu pembalasanku” teriak amber yang kubalas dengan mengangkat bahuku saja.
Murid murid melongo melihat apa yang kulakukan pada amber dan sejak hari itu aku sudah resmi menjadi target amber and Jesicca. Aku mulai merasa di jauhi di kelas dikucilkan bahkan oleh yoona, teman terdekatku. Saat pelajaran olahraga, tiba tiba sepatu yang berada di loker sekolah hilang dan kutemukan bergantung di gerbang sekolah yang tinggi. Kuambil sepatuku dengan memanjat gerbang, saat pelajaran basket pun amber dengan sengaja melempar bola basket dengan kekuatan super keras(?) hampir mengenai kepala sekyung tapi aku menahanya dengan tangan kiriku yang tidak siap
“buuuk!”
kurasakan tanganku nyeri tapi kubiarkan agar nggak terlihat lemah dimata amber. Pelajaran olahraga hampir selesai sampai tiba tiba amber dkk bermain basket di dekatku dan
“buaaaak!”
bola itu tepat mendarat di wajah mulusku, aku merasa pusing dan segera saja pandanganku gelap dan terakhir yang bisa kuingat teman teman mengrumuniku dan suara berdebam yang sangat keras.


Saat aku sadar aku sudah berada di sebuah ruangan yang kutau adalah UKS, tasku sudah berada di sebelahku, aku masih bingung dengan yang sesuatu yang baru terjadi tadi, kepalaku masih terasa pusing. Dengan tertatih tatih aku berjalan melewati lorong sekolah, saat aku keluar gerbang baru kusadari bahwa hari sudah sore aku bergegas ingin lari pulang, aku merasa ada yang menarik tasku dari belakang hingga aku ikut tertarik ke belakang aku mencoba melepaskan diri saat aku menoleh ternyata jinki hyung yang ada di belakangku menyadari itu aku segera menghambur kepelukan jinki kurasakan jinki hyung kaget tapi ia membalas pelukanku *onkey apa jongkey sih?!*




END






*RALAT* end palelu peang thor, orang jongkey aja belom bersatu main end aja, yaudah penasarankan? capcus lanjut aja *capcus ciiin




Ia mengantarkanku pulang dengan menggunakan motor yang biasanya dipakai, oh iya di keluarga Lee yang diberi kepercayaan naik motor oleh appa hanyalah Jinki hyung dan minho,
“kenapa menjemputku? Aku kan bisa naik bus?” Tanyaku tiba tiba pada Jinki hyung
“tadi aku dapat telepon dari sekolah katanya kau pingsan makanya aku men jemputmu”,
“ohh~ ne, gomawo hyung”.
Sesaat setelah sampai didepan rumah, hyung mengatakan besok ia, minho dan taemin akan pergi ke pusat perbelanjaan karena hari minggu adalah hari bersantai untuknya, ia bertanya apakah aku ingin ikut, dan kujawab dengan senang hati


“ne~”



- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -



Keesokan harinya aku bangun dan segera berdandan ala harajuku seperti yang biasa aku pakai saat berjalan jalan dengan bedak tipis dan lipgloss, aku berlari menuruni tangga dan kulihat mereka melongo melihat dandanku antara tidak percaya dan kagum
taemin bergumam “kau pintar berdandan juga rupanya”
aku tersipu dan hanya menjawab “ahh~ anio kau juga sama” tersadar dari pujian tadi segera aku menghampiri Jinki hyung
“kajja, kajja,kajja hyung”
aku menarik tangan jinki hyung yang melongo untuk segera berangkat tapi ada yang mengganjal dihatiku
”chakkaman, mana umma dan appa?” tanyaku.
“mereka sedang jalan jalan berdua ke tempat favorit mereka” jawab minho
aku hanya ber oh ria dan berangkatlah ke pusat perbelanjaan.


AT MALL


Aku dan Taemin berbelanja baju baju, aksesoris, jepit rambut segala macam ketika tiba tiba aku berhenti di depan kaca toko handphone, sebuah handphone lipat dengan kamera ditambah warna pink yang membuatku ingin memilikinya. Jinki hyung menarikku,
”palli key, kukira kau hilang tadi”
“ah mian hyung”
Hari itu kami sangat puas bersenang senang, sesampainya dirumahpun kita kembali ke rutinitas biasa karena besok sudah senin. Umma dan appa pun sudah pulang, aku kembali memikirkan sekolah kurasakann lagi rasa malas ke sekolah yang mendorongku untuk bercerita pada Jinki oppa,


“krieeeet”


kubuka pintu kamar Jinki, Jinki yang sedang membaca buku di tempat tidurpun bangun
”ohh~ key, mwo? Ada apa?”
aku beringsut duduk di pinggir tempat tidurnya dan bercerita tentang semua masalahku, Jinki hyung hanya menyarankanku
“ini bukan di Jepang, kau tidak bisa menyelesaikan masalah dengan ikut campur seperti itu, maav ne kata kata ku terlalu kasar”
“ahh~ ne, gomawo hyung”
aku pun keluar dari kamar Jinki hyung dan bergegas tidur.


Mulai hari ini aku akan coba menjauhi masalah, walaupun begitu aku setengah hati melihat sekyung di tindas amber dan jesicca bahkan lebih kejam dari pada dulu, buku catatan sekyung dibakar di depan mataku tapi apa dayaku. Hubunganku dengan teman teman sekelas sudah kembali baik lagi.

Seperti biasa, hari ini cerah aku ingin menyapa Sekyung karena sudah lama aku tidak berbicara dengannya. Ini sudah hampir jam pelajaran dimulai, tapi mengapa Sekyung belum datang? aku hanya mengamati tempat duduknya yang kosong.

Jam pelajaran sudah dimulai, kemana Sekyung?

Sreeeek!

kulihat seongsanim masuk ke kelas dengan wajah ditekuk dan mebawa selembar kertas.

"ada yang perlu ku sampaikan pada kalian, haksaeng.." kudengar seongsanim sedikit menghela nafas

anak anak yang tadinya ribut sontak terdiam, mengamati dan mendengarkan seongsanim dengan serius

"hari ini teman kalian, Kim Sekyung tidak masuk" anak anak yang tadinya tegang, mulai ricuh kembali, menganggap enteng pernyataan Seongsanim

"Wae?" kuberanikan diriku untuk bertanya

"..."

kini satu kelas menatap seongsanim dengan serius karena ia hanya terdiam

"dia meninggal, bunuh diri tadi malam" murid murid tercengang dan tatapan mereka serentak menuju ke Amber

aku merasa bagai ribuan rasa bersalah menusuk batinku, dalam hatiku aku terus mengutuk amber. Pak guru mengatakan harus ada perwakilan untuk melayat ke tempat sekyung, aku dan Yoona mengajukan diri.


Sesampainya di rumah sekyung aku langsung menghadap altar untuk berdoa, aku berdoa sangat lama selesai berdoa aku ingin segera pulang menenangkan diriku tetapi Yoona sudah pulang mendahuluiku karena ada urusan keluarga. Saat keluar dari rumah sekyung kulihat namja bertubuh kekar dengan rambut berwarna coklat, garis wajah yang tegas di samping pintu masuk rumah sekyung, sempat membuatku terpesona. Ia melirik ke arahku membuyarkan lamunanku. sebelum aku kesini,Seongsanim bilang keluarga Sekyung hanya tinggal oppanya saja, jinjja! aku semakin merasa bersalah, apakah dia oppanya sekyung? mollayeo? aku segera berlari pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah aku menangis sejadi jadinya, tak henti hentinya menyalahkan diriku,
”kenapa kau meninggalkanya key! Ketika ia butuh dirimu kenapa kau meninggalkanya? Pabo key paboya!!”
aku menangis dan berteriak sejadi jadinya sambil mendekap bantal pink kesayanganku di mukaku supaya tidak terlalu keras.


“Tok tok tok”


Jinki hyung masuk dan bertanya mengapa aku menagis, aku menceritakan semua, semua yang terjadi “uljima key, uljima ini bukan salahmu” Jinki hyung terus menenangkanku hingga aku terlelap. Jinki hyung juga menyelimutiku saat aku tidur.


Keesokan harinya aku bangun dengan mata panda yang membuat seluruh penghuni rumah bertanya tanya penyebabnya. Aku tak mau ambil pusing dan segera berangkat sekolah, sesampainya di kelas aku segera menghampiri amber dan jesicca dengan menggebrak mejanya
“Ya! Puas kau? Puas kalian menindas sekyung hingga akhir hayatnya? Kau manusia bukan ha?!”
amber dengan wajah menyesal tapi penyesalannya ternyata kalah oleh ego yang sangat tinggi “mw..mwo? kau menyalahkanku? Ia bunuh diri, bukan aku membunuhnya!” balas amber, “tapi itu karena KAU!” aku menunjuk mukanya.


Ring Ding Dong Ring Ding Dong


Bel pelajaran terakhir telah usai, tapi entah kenapa aku sangat lelah, untuk berjalan pun serasa tidak kuat, aku hanya melamun sendiri di kelas, baru kusadari matahari telah tenggelam aku pulang melewati jalan biasanya, saat tiba tiba ada tangan kekar menarikku ke arah jalan yang sangat sepi, kedua tanganku dipegang oleh seorang laki laki di belakangku dan aku membelalakan mataku ketika kulihat amber dan jesicca berada disana


Author’s POV


“Annyeong Lee Kibum, hari ini kau merasa sangat kehilangan kan? Karena aku baik hari ini kuberikan juga 2 namja ini untuk memuaskanmu! Hahahaha”
amber membuka perkataan yang membuat bulu kuduk key meremang yang disahut jesicca
“oh aku juga sudah membawa handycam untuk merekam aksimu kibum”
ia memberontak tapi kedua namja ini sangatlah kuat tapi sebisa mungkin ia mencoba berontak, mereka berhasil membuka 3 kancing teratas kemejanya, ia menangis meminta mereka menghentikannya, entah mukjizat atau apa ada lampu.. bukan banyak lampu menyinari, seorang namja yang pernah dilihatnya entah dimana itu, menghajar 2 namja yang tadinya berada di atas key, jesicca dan amber yang tidak tau harus berbuat apa berusaha lari tetapi tertangkap kecuali jesicca yang larinya sangat gesit bagaikan kancil(?)
“nih bos” kata namja yang menangkap amber sambil melempar(?) amber ke arah namja yang rupanya pernah dilihatnya itu. Namja itu menghajar amber tanpa ampun


”buk bak buk bak buk”


End Athor POV


Key POV


aku segera bangkit dan dengan gemetar menghentakan tangan namja itu dari kerah amber
“hen..hentikan ia bisa mati bila kau pukuli seperti itu”


PLAAK!


Sebuah tamparan tepat mengenai pipiku, kurasakan tubuhku semakin bergetar mengumpulkan keberanian menarik amber ke belakang punggungku
“apa kau gila? Dia tadi sudah berbuat kejam padamu kau manusia apa alien huh?”
tanya namja itu sambil menarik kerahku
“su..su..sudahlah, gomawo atas pertolonganmu tapi ia juga temanku” aku baru menyadari bahwa ia bersama teman teman geng motornya yang sangat banyak jumlahnya
”ani” sahut namja itu
“ani? Apa maksudmu dengan tidak?” tanyaku bingung
“aku tidak akan melepaskan yeoja itu”
Aku semakin panik “ah~ lepaskan amber dan kau boleh memerintahkanku apa saja” sahutku sekenanya
“jinjja?” tanyanya sambil menggosok gosok dagunya “baiklah, aku ingin kau jadi pacarku selama 100 hari!”
“MWOT???” aku membelakkan mataku.
Amber semakin terdiam, mungkin ia malu bahkan hanya demi aku yang berstatus musuhnya berani berkata seperti itu, tiba tiba saja Amber lari ngebut dan berbelok keluar gang
“HEY?! Dia meninggalkanku sendiri?”


“otthe?” tanyanya dengan nada menggoda
“NE BAIKLAH, AKU AKAN MENJADI PACARMU” teriakku hingga mukaku merah seperti udang rebus, teman temannya berteriak “chukkae~” seperti tidak ada kejadian menegangkan bagi mereka
“baiklah, serahkan kartu pelajarmu, karena kau sudah menjadi pacarku maka aku harus tau namamu!” nadanya kembali terdengar dingin
Ku ulurkan kartu pelajarku yang tadinya di sakuku, saat aku menunduk aku baru menyadari bahwa dari tadi bajuku terbuka dan kancing kancingnya telah hilang entah kemana memperlihatkan sebagian dadaku. Wajahku kembali merah padam..
“namaku Kim Jonghyun, panggil saja Jjong” terangnya sambil mengantongi kartu pelajarku. Ia melepas jaket putih yang dipakainya dan menyampirkan jaket itu kebahuku hingga bajuku yang sobek dan compang camping itu tidak kelihatan
Entah kesambet apa itu orang tiba tiba saja


CHU~


Ia mengecup pipiku sambil berbisik “anyeong” ia meninggalkanku yang terbengong bengong, di jalan itu, sendirian. sekali lagi, sendirian.


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -


Keesokan harinya disekolah aku hanya melamun saja, lamunanku terbuyar ketika istirahat siang tiba tiba amber dan jesicca menghampiriku untuk makan bersama, aku sempat melongo tak percaya tapi apa boleh buat, inilah kenyataanya



Ring Ding Dong Ring Ding Dong



Bel pulang berbunyi, hari ini terasa sangat singkat aku bergegas menukar sepatuku di locker dan keluar gerbang. Mataku membelalak dan mulutku menganga lebar saat kulihat Jonghyun bersandar didepan gerbang sekolah yang menurutku terlihaat eeuuum~ tampan yeah...”MWOT? tampan?! Baiklah, dia memang tampan”
Aku berlari kecil menghampirinya
“Hey apa yang kau lakukan disini?” tanyaku sambil celingukan kalo kalo ada yang liat
“kajja pulang” jawabnya datar

“UAPAAA??” tanyaku tak percaya dengan mata melotot
“pelankan suaramu ne, kau mau membuatku tuli??” ucapnya
“ah mianhe, mana kartu pelajarku? ” tanyaku polos
“nih, cepat naik”
“ah! Apa kau tau rumahku”
“ani, tapi kau bisa menunjukanya”

Aku kembali ber oh ria dan membonceng di motornya
tiba tiba ia menyuruhku mengulurkan tangan ke depan
“hup!”
ia menarik tanganku hingga memeluk pinggangnya
blusssh~ >/////
kurasakan wajahku merah padam dan panas.
Ketika sampai didepan rumah tiba tiba ia menarik tanganku hingga wajahku hanya terpaut beberapa centi saja dengan wajahnya, wajahku memerah
“bisakah hari minggu nanti kita kencan key?” bisiknya ditelingaku yang membuatku merinding.
“eummm~ aku tak tau aku ada acara apa tidak”
“baiklah berarti kita hari minggu ini kencan”


CHU~


lagi lagi ia mencium pipi perawanku tanpa aba aba dan meninggalkanku yang masih terbengong bengong lagi.
Dari kejahuan ia berteriak “di theme park pukul 8 ne! awas jika terlambat”