Thursday, March 22, 2012

Shinee Fan Fiction - Korea I am Coming

 



FF / KOREA I'M COMING / 1 of 2
by Panti Sfw on Monday, March 19, 2012 at 5:42pm ·

INI FF YANG PERTAMA GW BUAT!!! cuman pernah post di fb sekali -___- yaowoh, semoga ini masih layak tayang, paling nggak ratingnya selevellah ama Putri yang ditukar (?)


Let's Check it out!


Cast :      Kim Kibum as Kim Keybum
                Kim Jonghyun as Kim Jonghyun


Cameo : 2min (Taem as Yeoja), Jinki, Amber,Jesicca, Yoona, Sekyung.

Romance, Yaoi, Family, dan castnya milik author sebiji

Author : Baby Kyoung

PG - 17

Cuman mau kasih tau, disini Sekyung cuman adiknya Jonghyun kok, jadi wolesful ajayah JKS, jangan gorok gueh -__- dan yang SG cuman taemin, tapi ini ff bisa didefinisikan SG kok, soalnya kaga terlalu nyebut gender gw


WARNING!!! : Banyak typo dan gombalan gombalan gaje! Dari segi sudut pandang JELAS author selalu tau


-  - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Key’s POV


Hari ini aku hanya bisa merutuki nasibku yang sangat sial, kedua orangtuaku sudah meninggal sejak aku berumur 12 tahun dan hanya nenekku satu satunya keluarga yang kupunya. Aku, Kim Keybum, anak berdarah campuran antara jepang dari ayahku dan korea dari ibuku. Bukan bermaksud sombong di umur 17 tahun aku sudah menampakkan tanda tanda kecantikanku ya, namja cantik, mulai dari wajahku sangat mulus, pipiku tirus, mataku tajam layaknya mata kucing, hidungku bangir dan warna kulitku seperti susu juga rambutku yang sengaja ku blonde sangat halus seperti orang korea pada umumnya *kok kayak ciri ciri orang ilang dikoran ya *lanjuuuut ajadeh


“nenek kenapa nenek pergi tanpa pamit?? Sekarang aku harus hidup dengan siapa?”, tiba tiba saat aku tengah menangisi foto nenek di altar yang terletak di ruang keluarga nenekku (yang sekarang telah menjadi rumahku) ada yang menepuk pundakku dan berbicara dengan bahasa yang kukira bahasa korea. Aku hanya mengkerutkan dahiku karena intinya aku hanya tau satu kata yang dikatanya “ikutlah!”


Sesorang disebelahnya menerjemahkanya dalam bahasa jepang,“Aku ini ahjussimu, ikutlah aku ke korea karena aku telah berjanji pada ibumu untuk merawatmu sebagai anak angkatku setelah nenekmu meninggal”.


“othokke?”


Aku entah mengapa merasa senang tapi juga bingung, kuputuskan untuk ikut ke korea, tetapi bagaimana aku berkomunikasi? Bagaimana sekolahku? Kini aku mengerti betapa pentingnya belajar bahasa korea seperti yang disarankan ibuku semasa masih hidup. Entahlah yang kupikirkan aku ingin segera meninggalkan jepang yang penuh kenangan pait ini.



- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -



Ini penerbangan pertamaku, untuk pasport dan segalanya telah disiapkan oleh seorang yang belakangan ini harus kubiasakan memanggilnya appa yang berarti ayah. Jam penerbangan yang panjang membuatku sedikit pegal, aku sempat melongo saat mendarat di bandara internasional incheon yang langsung ditarik oleh ahjussiku,
“mian ahjussi” hanya itu yang sanggup kuucapkan.
“don’t ahjussi, just call me appa, okhey?”  aku hanya ber oh ria.


Appa mencegat taksi dan memasukkan koper koperku ke dalam bagasi dan berbicara kepada supir taksi yang lagi lagi aku tak mengerti. Taksi berhenti di depan rumah bertingkat yang lumayan besar berwarna putih gading,
“aku suka rumah ini” batinku.
Appa mengajakku masuk dan membawa koper koperku kecuali koper pink kecil berhargaku, yeah meskipun isinya hanya... pssst  celana dalamku. ehem
“annyeong hanseo~~” appa berteriak yang kemudian langsung disambut hangat oleh keluarganya. Appa mengenalkan keluarganya satu satu, yang tertua adalah Lee Jinki atau onew kedua adalah Lee Minho(?) yang berumur sama dengan Lee Taemin, yang belakangan ini aku tau bahma ahjumma baru menikah 2 tahun dengan ahjussi maka jadilah Taemin saudara tiri Minho. Jinki menyapaku dengan ramah dan aku harus memanggilnya hyung , sedangkan minho sangatlah dingin begitu juga taemin, “tinggiku mungkin sama dengan taemin” batinku. Disini aku mejadi dongsaeng bagi mereka tetapi aku tak mau memanggil minho judes ini dengan hyung begitu pula taemin.


Appa menyuruh Jinki hyung menunjukkan kamar yang telah disiapkan untukku, kamarku berada di lantai dua bersebelahan dengan kamar Jinki, ketika pintu kamar itu dibuka dekorasinya sangat kusukai dengan wallpaper warna pink warna favoritku. Kamarnya tidak terlalu luas tetapi nyaman untuk dipakai.
“silahkan princess ini kamar anda” kata jinki hyung sambil membungkukan badannya
membuatku tersenyum dan menjawab “ne, jinki hyung”, dia melihatku dengan tatapan heran
“hyung?”
dia terus menatapku dengan mata sabitnya “ahh~ kesampaian juga aku punya kakak setampan ini, nggak nyesel pindah ke korea”, batinku.
“hyung?”
ia mengulangi perkataanku tadi dan terus melihatku dengan tatapan heran yang kemudian menjadi tatapan senang “ohh~ ne my dongsaeng” sahutnya dengan senyuman maut yang membuatku semakin klepek klepek (?)



~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~



Sudah seminggu aku disini tetapi bahasaku belum juga lancar, aku hanya bisa mengucapkan “gomawo”,”mianhamnida”,”chakkaman”,”ne”,”anio”,”arraseo”,”otthoke” dan beberapa patah kata lagi. Appa berbicara dalam bahasa inggris untuk menyuruhku les bahasa korea karena inggrisku sudah baik mungkin tidak ada masalah dalam pembelajaranya, tiba tiba Jinki hyung turun dari kamarnya dan menyarankan temannya ada yang menjadi guru les bahasa korea dan langsung disetujui oleh appa.


Ini hari pertama les ku, sangat melelahkan tapi aku senang dengan begini aku bisa berkomunikasi dengan orang lain lebih lancar. Guru lesku memujiku, untuk orang yang pertama kali belajar aku sudah lumayan bisa. Hari hari berlalu, sudah 2 bulan aku les bahasa korea logat dan tata bahasaku sudah semakin baik maka rencana Appa selanjutnya mendaftarkanku di Senior highschool SHINee, sekolah yang sama dengan ketiga saudara baruku. Aku mulai masuk 4 bulan lagi setelah bahasa koreaku lancar, agar aku tidak ketinggalan pelajaran. Appa juga mengganti margakuku menjadi lee kibum yang membuatku agak risih mendengarnya, aku lebih suka di panggil key.
Pagi ini aku bangun lebih pagi dan membantu umma memasak juga pekerjaan lain, aku tak mau kedatanganku merepotkan umma, aku pintar dalam pekerjaan rumah seperti mengepel, memasak dll. Sedangkan taemin tidak bisa apa apa kecuali menghabiskan banana milk miliknya.
Appa sudah rapi dan bersiap pergi bekerja dengan mobilnya, aku pun juga sudah siap dengan seragam baruku. Jantungku memompa adrenalin lebih kencang menanti seperti apa murid murid sekolah baruku.



- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -



Saat memakai Seragam SHINee SHS menurutku bagus dan pas di tubuhku dengan garis pink di jasnya tapi kenapa celananya harus model skinny? Membuat kaki panjang nan sexyku terekspos, “dari pada mengeluh lebih baik segera berangkat” batinku  . Hari pertama aku masuk sekolah murid murid tidak terlalu heran karena wajahku sangat kontras dengan mereka kecuali mata kucingku yang menurut mereka sangatlah cantik. Walaupun ini hari pertama tapi aku sudah belajar murid mana yang harus ku jauhi yaitu geng maut f(x) , siapa lagi kalau bukan Amber dan Jesicca. Dua Orang ini hobi banget nindas anak anak cupu apalagi anak anak baru grrr~. Sehari di SHINee SHS ini lumayan lancar dan aku sudah mendapat teman calon sahabat bernama Yoona.



“Annyeoooong~” teriakku ketika pulang dari sekolah tapi mengapa tidak ada yang menjawab? “apakah mereka pada tidur ya?” batinku

.

Sambil melepas sepatu dan bergegas ke dapur “aissh, jinjjayo haus banget” aku bergumam sendiri.
Aku mengambil sebotol jus dari kulkas dan menenggaknya tanpa ampun(?) sambil membaca note yang berisi : “umma pergi dengan teman umma sebentar, mungkin kembali pukul 12 nanti, annyeong”  tiba tiba ada yang menepuk pundakku yang membuatku kaget setengah mati, aku menengok dan bersiap melempar botol jus yang kupegang ke kepala seseorang yang kukira maling dibelakangku, ia menangkap tanganku yang menggenggam botol jus
“kau mau membunuhku dengan botol jus ini Ya!” bentaknya
“oh Minho, kau mengagetkanku kukira maling jadi mau gua bunuh deh”
Minho tak peduli dengan perkataanku tadi dan terus berjalan melewatiku, tak peduli apa yang minho lakukan aku ingin segera masuk kamar saat tiba tiba kulihat taemin keluar dari kamar mandi.
“ah kenapa aku harus dirumah dengan dua gunung es ini! Kemana jinki hyung? Apa lembur latihan ujian lagi?” batinku sambil mengutuk umma yang pergi tiba tiba.



Aku hanya berbaring di kamar, guling guling kesana kesini, bosan menunggu aku bermaksud pergi ke ruang keluarga untuk menonton tv, saat tiba tiba kudengar pertengkaran 2min,
“kenapa? Apakah kau hanya main main denganku selama ini?” teriak taemin dengan suara serak yang kukira menangis
“sudahlah! ini tak perlu kita bahas lagi umma dan appa saling mencintai, aku tak punya perasaan lagi padamu seperti dulu”, balas minho meninggalkan taemin yang menagis tersedu sedu, ke kamarnya yang berhadapan dengan tangga
tak mau ketahuan aku segera berlari ke kamar dan menggunakan headset pink milikku, bertingkah seolah olah tidak terjadi apa apa. Pintu kamarku membuka dan aku melihat minho masuk, jantungku berdegup kencang saat kutanya
“apa yang kau lakukan disini, ketuk pintu dulu juga kalo mau masuk siapa tau aku sedang ganti baju, kulempar kau pake boxer ku!”
tanpa menjawab gurauanku minho bertanya “key-ssi apa kau mendengar tadi?”
“mwo? Mendengar apa?” tanyaku innocent
minho mengangkat sebelah alisnya “eeemh, ani, aku hanya memecahkan piring dan suaranya cukup keras jangan bilang umma, arasso!” tiba tiba nadanya naik beberapa tingkat, aku hanya mengangkat bahuku dan berkata
“ne, arraseo arraseo”



- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -



4 bulan sekolah membuatku tau murid kelasku yang sering ditindas amber and Jesicca, ya, kim sekyung dia anak yang muram dan pendiam walaupun menurutku wajahnya lumayan cantik, membuat amber dan jesicca sangat hobi mengerjainya. Aku tak tega melihat kelakuan amber yang semakin hari semakin menjadi jadi, dari membuang sepatu sekyung ke tong sampah, menyembunyikan baju seragamnya saat olahraga jadi ia tidak ganti baju sampai pelajaran usai dan terakhir ia menyiram sekyung dengan air pel saat di toilet *sori, sekyung noona gw buat tertindas disini*. Aku yang tak tahan melihatnya kuambil ember air dari tangan amber dan menyiramkan sisa air itu ke kepala amber
“Ya!! Tega banget sih? Dia udah diam kenapa kamu terus menindasnya?” desisku sambil memberi sapu tangan kepada sekyung dan mengembalikan ember itu ke tangan amber
“YA!! Lee Kibum, tunggu pembalasanku” teriak amber yang kubalas dengan mengangkat bahuku saja.
Murid murid melongo melihat apa yang kulakukan pada amber dan sejak hari itu aku sudah resmi menjadi target amber and Jesicca. Aku mulai merasa di jauhi di kelas dikucilkan bahkan oleh yoona, teman terdekatku. Saat pelajaran olahraga, tiba tiba sepatu yang berada di loker sekolah hilang dan kutemukan bergantung di gerbang sekolah yang tinggi. Kuambil sepatuku dengan memanjat gerbang, saat pelajaran basket pun amber dengan sengaja melempar bola basket dengan kekuatan super keras(?) hampir mengenai kepala sekyung tapi aku menahanya dengan tangan kiriku yang tidak siap
“buuuk!”
kurasakan tanganku nyeri tapi kubiarkan agar nggak terlihat lemah dimata amber. Pelajaran olahraga hampir selesai sampai tiba tiba amber dkk bermain basket di dekatku dan
“buaaaak!”
bola itu tepat mendarat di wajah mulusku, aku merasa pusing dan segera saja pandanganku gelap dan terakhir yang bisa kuingat teman teman mengrumuniku dan suara berdebam yang sangat keras.


Saat aku sadar aku sudah berada di sebuah ruangan yang kutau adalah UKS, tasku sudah berada di sebelahku, aku masih bingung dengan yang sesuatu yang baru terjadi tadi, kepalaku masih terasa pusing. Dengan tertatih tatih aku berjalan melewati lorong sekolah, saat aku keluar gerbang baru kusadari bahwa hari sudah sore aku bergegas ingin lari pulang, aku merasa ada yang menarik tasku dari belakang hingga aku ikut tertarik ke belakang aku mencoba melepaskan diri saat aku menoleh ternyata jinki hyung yang ada di belakangku menyadari itu aku segera menghambur kepelukan jinki kurasakan jinki hyung kaget tapi ia membalas pelukanku *onkey apa jongkey sih?!*




END






*RALAT* end palelu peang thor, orang jongkey aja belom bersatu main end aja, yaudah penasarankan? capcus lanjut aja *capcus ciiin




Ia mengantarkanku pulang dengan menggunakan motor yang biasanya dipakai, oh iya di keluarga Lee yang diberi kepercayaan naik motor oleh appa hanyalah Jinki hyung dan minho,
“kenapa menjemputku? Aku kan bisa naik bus?” Tanyaku tiba tiba pada Jinki hyung
“tadi aku dapat telepon dari sekolah katanya kau pingsan makanya aku men jemputmu”,
“ohh~ ne, gomawo hyung”.
Sesaat setelah sampai didepan rumah, hyung mengatakan besok ia, minho dan taemin akan pergi ke pusat perbelanjaan karena hari minggu adalah hari bersantai untuknya, ia bertanya apakah aku ingin ikut, dan kujawab dengan senang hati


“ne~”



- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -



Keesokan harinya aku bangun dan segera berdandan ala harajuku seperti yang biasa aku pakai saat berjalan jalan dengan bedak tipis dan lipgloss, aku berlari menuruni tangga dan kulihat mereka melongo melihat dandanku antara tidak percaya dan kagum
taemin bergumam “kau pintar berdandan juga rupanya”
aku tersipu dan hanya menjawab “ahh~ anio kau juga sama” tersadar dari pujian tadi segera aku menghampiri Jinki hyung
“kajja, kajja,kajja hyung”
aku menarik tangan jinki hyung yang melongo untuk segera berangkat tapi ada yang mengganjal dihatiku
”chakkaman, mana umma dan appa?” tanyaku.
“mereka sedang jalan jalan berdua ke tempat favorit mereka” jawab minho
aku hanya ber oh ria dan berangkatlah ke pusat perbelanjaan.


AT MALL


Aku dan Taemin berbelanja baju baju, aksesoris, jepit rambut segala macam ketika tiba tiba aku berhenti di depan kaca toko handphone, sebuah handphone lipat dengan kamera ditambah warna pink yang membuatku ingin memilikinya. Jinki hyung menarikku,
”palli key, kukira kau hilang tadi”
“ah mian hyung”
Hari itu kami sangat puas bersenang senang, sesampainya dirumahpun kita kembali ke rutinitas biasa karena besok sudah senin. Umma dan appa pun sudah pulang, aku kembali memikirkan sekolah kurasakann lagi rasa malas ke sekolah yang mendorongku untuk bercerita pada Jinki oppa,


“krieeeet”


kubuka pintu kamar Jinki, Jinki yang sedang membaca buku di tempat tidurpun bangun
”ohh~ key, mwo? Ada apa?”
aku beringsut duduk di pinggir tempat tidurnya dan bercerita tentang semua masalahku, Jinki hyung hanya menyarankanku
“ini bukan di Jepang, kau tidak bisa menyelesaikan masalah dengan ikut campur seperti itu, maav ne kata kata ku terlalu kasar”
“ahh~ ne, gomawo hyung”
aku pun keluar dari kamar Jinki hyung dan bergegas tidur.


Mulai hari ini aku akan coba menjauhi masalah, walaupun begitu aku setengah hati melihat sekyung di tindas amber dan jesicca bahkan lebih kejam dari pada dulu, buku catatan sekyung dibakar di depan mataku tapi apa dayaku. Hubunganku dengan teman teman sekelas sudah kembali baik lagi.

Seperti biasa, hari ini cerah aku ingin menyapa Sekyung karena sudah lama aku tidak berbicara dengannya. Ini sudah hampir jam pelajaran dimulai, tapi mengapa Sekyung belum datang? aku hanya mengamati tempat duduknya yang kosong.

Jam pelajaran sudah dimulai, kemana Sekyung?

Sreeeek!

kulihat seongsanim masuk ke kelas dengan wajah ditekuk dan mebawa selembar kertas.

"ada yang perlu ku sampaikan pada kalian, haksaeng.." kudengar seongsanim sedikit menghela nafas

anak anak yang tadinya ribut sontak terdiam, mengamati dan mendengarkan seongsanim dengan serius

"hari ini teman kalian, Kim Sekyung tidak masuk" anak anak yang tadinya tegang, mulai ricuh kembali, menganggap enteng pernyataan Seongsanim

"Wae?" kuberanikan diriku untuk bertanya

"..."

kini satu kelas menatap seongsanim dengan serius karena ia hanya terdiam

"dia meninggal, bunuh diri tadi malam" murid murid tercengang dan tatapan mereka serentak menuju ke Amber

aku merasa bagai ribuan rasa bersalah menusuk batinku, dalam hatiku aku terus mengutuk amber. Pak guru mengatakan harus ada perwakilan untuk melayat ke tempat sekyung, aku dan Yoona mengajukan diri.


Sesampainya di rumah sekyung aku langsung menghadap altar untuk berdoa, aku berdoa sangat lama selesai berdoa aku ingin segera pulang menenangkan diriku tetapi Yoona sudah pulang mendahuluiku karena ada urusan keluarga. Saat keluar dari rumah sekyung kulihat namja bertubuh kekar dengan rambut berwarna coklat, garis wajah yang tegas di samping pintu masuk rumah sekyung, sempat membuatku terpesona. Ia melirik ke arahku membuyarkan lamunanku. sebelum aku kesini,Seongsanim bilang keluarga Sekyung hanya tinggal oppanya saja, jinjja! aku semakin merasa bersalah, apakah dia oppanya sekyung? mollayeo? aku segera berlari pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah aku menangis sejadi jadinya, tak henti hentinya menyalahkan diriku,
”kenapa kau meninggalkanya key! Ketika ia butuh dirimu kenapa kau meninggalkanya? Pabo key paboya!!”
aku menangis dan berteriak sejadi jadinya sambil mendekap bantal pink kesayanganku di mukaku supaya tidak terlalu keras.


“Tok tok tok”


Jinki hyung masuk dan bertanya mengapa aku menagis, aku menceritakan semua, semua yang terjadi “uljima key, uljima ini bukan salahmu” Jinki hyung terus menenangkanku hingga aku terlelap. Jinki hyung juga menyelimutiku saat aku tidur.


Keesokan harinya aku bangun dengan mata panda yang membuat seluruh penghuni rumah bertanya tanya penyebabnya. Aku tak mau ambil pusing dan segera berangkat sekolah, sesampainya di kelas aku segera menghampiri amber dan jesicca dengan menggebrak mejanya
“Ya! Puas kau? Puas kalian menindas sekyung hingga akhir hayatnya? Kau manusia bukan ha?!”
amber dengan wajah menyesal tapi penyesalannya ternyata kalah oleh ego yang sangat tinggi “mw..mwo? kau menyalahkanku? Ia bunuh diri, bukan aku membunuhnya!” balas amber, “tapi itu karena KAU!” aku menunjuk mukanya.


Ring Ding Dong Ring Ding Dong


Bel pelajaran terakhir telah usai, tapi entah kenapa aku sangat lelah, untuk berjalan pun serasa tidak kuat, aku hanya melamun sendiri di kelas, baru kusadari matahari telah tenggelam aku pulang melewati jalan biasanya, saat tiba tiba ada tangan kekar menarikku ke arah jalan yang sangat sepi, kedua tanganku dipegang oleh seorang laki laki di belakangku dan aku membelalakan mataku ketika kulihat amber dan jesicca berada disana


Author’s POV


“Annyeong Lee Kibum, hari ini kau merasa sangat kehilangan kan? Karena aku baik hari ini kuberikan juga 2 namja ini untuk memuaskanmu! Hahahaha”
amber membuka perkataan yang membuat bulu kuduk key meremang yang disahut jesicca
“oh aku juga sudah membawa handycam untuk merekam aksimu kibum”
ia memberontak tapi kedua namja ini sangatlah kuat tapi sebisa mungkin ia mencoba berontak, mereka berhasil membuka 3 kancing teratas kemejanya, ia menangis meminta mereka menghentikannya, entah mukjizat atau apa ada lampu.. bukan banyak lampu menyinari, seorang namja yang pernah dilihatnya entah dimana itu, menghajar 2 namja yang tadinya berada di atas key, jesicca dan amber yang tidak tau harus berbuat apa berusaha lari tetapi tertangkap kecuali jesicca yang larinya sangat gesit bagaikan kancil(?)
“nih bos” kata namja yang menangkap amber sambil melempar(?) amber ke arah namja yang rupanya pernah dilihatnya itu. Namja itu menghajar amber tanpa ampun


”buk bak buk bak buk”


End Athor POV


Key POV


aku segera bangkit dan dengan gemetar menghentakan tangan namja itu dari kerah amber
“hen..hentikan ia bisa mati bila kau pukuli seperti itu”


PLAAK!


Sebuah tamparan tepat mengenai pipiku, kurasakan tubuhku semakin bergetar mengumpulkan keberanian menarik amber ke belakang punggungku
“apa kau gila? Dia tadi sudah berbuat kejam padamu kau manusia apa alien huh?”
tanya namja itu sambil menarik kerahku
“su..su..sudahlah, gomawo atas pertolonganmu tapi ia juga temanku” aku baru menyadari bahwa ia bersama teman teman geng motornya yang sangat banyak jumlahnya
”ani” sahut namja itu
“ani? Apa maksudmu dengan tidak?” tanyaku bingung
“aku tidak akan melepaskan yeoja itu”
Aku semakin panik “ah~ lepaskan amber dan kau boleh memerintahkanku apa saja” sahutku sekenanya
“jinjja?” tanyanya sambil menggosok gosok dagunya “baiklah, aku ingin kau jadi pacarku selama 100 hari!”
“MWOT???” aku membelakkan mataku.
Amber semakin terdiam, mungkin ia malu bahkan hanya demi aku yang berstatus musuhnya berani berkata seperti itu, tiba tiba saja Amber lari ngebut dan berbelok keluar gang
“HEY?! Dia meninggalkanku sendiri?”


“otthe?” tanyanya dengan nada menggoda
“NE BAIKLAH, AKU AKAN MENJADI PACARMU” teriakku hingga mukaku merah seperti udang rebus, teman temannya berteriak “chukkae~” seperti tidak ada kejadian menegangkan bagi mereka
“baiklah, serahkan kartu pelajarmu, karena kau sudah menjadi pacarku maka aku harus tau namamu!” nadanya kembali terdengar dingin
Ku ulurkan kartu pelajarku yang tadinya di sakuku, saat aku menunduk aku baru menyadari bahwa dari tadi bajuku terbuka dan kancing kancingnya telah hilang entah kemana memperlihatkan sebagian dadaku. Wajahku kembali merah padam..
“namaku Kim Jonghyun, panggil saja Jjong” terangnya sambil mengantongi kartu pelajarku. Ia melepas jaket putih yang dipakainya dan menyampirkan jaket itu kebahuku hingga bajuku yang sobek dan compang camping itu tidak kelihatan
Entah kesambet apa itu orang tiba tiba saja


CHU~


Ia mengecup pipiku sambil berbisik “anyeong” ia meninggalkanku yang terbengong bengong, di jalan itu, sendirian. sekali lagi, sendirian.


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -


Keesokan harinya disekolah aku hanya melamun saja, lamunanku terbuyar ketika istirahat siang tiba tiba amber dan jesicca menghampiriku untuk makan bersama, aku sempat melongo tak percaya tapi apa boleh buat, inilah kenyataanya



Ring Ding Dong Ring Ding Dong



Bel pulang berbunyi, hari ini terasa sangat singkat aku bergegas menukar sepatuku di locker dan keluar gerbang. Mataku membelalak dan mulutku menganga lebar saat kulihat Jonghyun bersandar didepan gerbang sekolah yang menurutku terlihaat eeuuum~ tampan yeah...”MWOT? tampan?! Baiklah, dia memang tampan”
Aku berlari kecil menghampirinya
“Hey apa yang kau lakukan disini?” tanyaku sambil celingukan kalo kalo ada yang liat
“kajja pulang” jawabnya datar

“UAPAAA??” tanyaku tak percaya dengan mata melotot
“pelankan suaramu ne, kau mau membuatku tuli??” ucapnya
“ah mianhe, mana kartu pelajarku? ” tanyaku polos
“nih, cepat naik”
“ah! Apa kau tau rumahku”
“ani, tapi kau bisa menunjukanya”

Aku kembali ber oh ria dan membonceng di motornya
tiba tiba ia menyuruhku mengulurkan tangan ke depan
“hup!”
ia menarik tanganku hingga memeluk pinggangnya
blusssh~ >/////
kurasakan wajahku merah padam dan panas.
Ketika sampai didepan rumah tiba tiba ia menarik tanganku hingga wajahku hanya terpaut beberapa centi saja dengan wajahnya, wajahku memerah
“bisakah hari minggu nanti kita kencan key?” bisiknya ditelingaku yang membuatku merinding.
“eummm~ aku tak tau aku ada acara apa tidak”
“baiklah berarti kita hari minggu ini kencan”


CHU~


lagi lagi ia mencium pipi perawanku tanpa aba aba dan meninggalkanku yang masih terbengong bengong lagi.
Dari kejahuan ia berteriak “di theme park pukul 8 ne! awas jika terlambat”

0 Reactions to this post

Add Comment

    Post a Comment