Tuesday, March 20, 2012


1.       STRATEGI DEFENSIF (DEFENSIVE STRATEGY)
 Dalam  kondisi  tertentu  perusahaan  akan  lebih  memilih  strategi  defensive  yang  akan mempertahankan posisi yang ada saat ini atau karena kondisi yang terbatas maka perusahaan paling tidak  harus survive. Beberapa strategi defensive yang  dapat  diterapkan  sesuai dengan  urutan skala prioritas mulai dari strategi yang paling awal yaitu strategi penghematan yang jika diterapkan tidak ada  hasil  maka  strategi  berikutnya  adalah  divestasi  jika  strategi  inipun  tidak  menolong  perbaikan kondisi perusahaan maka jalan dan strategi terakhir adalah likuidasi.


a.  Strategi Penghematan (Retrenchment)
 Penghematan  terjadi  ketika  perusahaan  melakukan regrouping melalui  pengurangan  biaya dan  asset  untuk  mengatasi  penurunan  penjualan  dan  profit.  Strategi  ini  disebut  juga  strategi turnaround,  atau  reorganisasi.  Retrenchment  didesain  untuk  memperkuat  basic  kompetensi distingtif.  Selama  retrenchment, strategist bekerja  dengan  sumber  daya  terbatas  dan  menghadapi
tekanan dari pemilik, karyawan, dan media. 

Langkah awal dalam pelaksanaan strategi penghematan ini adalah menonaktifkan beberapa asset yang tidak produktif, jika ini tidak berhasil, maka menonaktifkan asset yang produktif dengan syarat  perusahaan  mengalami  penurunan  penjualan.  Wujud  nyata  dari  strategi  ini  juga  berupa, pemangkasan  lini  produk,  penutupan  unit  bisnis,  penutupan  pabrik,  otomatisasi  proses, pengurangan karyawan, system pengendalian biaya yang ketat.

Pedoman yang harus dijalankan agar strategi retrenchment efektif:
-          Gagal  mencapai  tujuan  dan  sasaran  secara  konsisten, tetapi  perusahaan  memiliki kompetensi distingtif.
-          Perusahaan adalah salah satu pesaing lemah.
-          Inefisiensi,  profitabilitas  rendah,  moral  karyawan  buruk,  serta  tekanan  dari  pemilik untuk melakukan reorganisasi.
-          Manajemen stratejik gagal dilaksanakan.
-          Pertumbuhan yang terlampau pesat, perlu reorganisasi internal.

Contoh Penghematan / Penciutan (Retrenchment) :
-          PT.  Dirgantara  Indonesia  telah  mem-PHK-kan  sekitar 9.643 karyawannya.
-          Perusahaan garmen di Cilincing, PT. Molaxx Internasional yang  sudah  mem-PHK  1.282  karyawan  dari  2.564 karyawannya pada tahun 2009 ini.

b.  Strategi Divestasi (Divestiture)
Jika  langkah  penghematan  tidak  menolong  perbaikan  kondisi  perusahaan  maka  penjualan asset  nonproduktif  ataupun  selanjutnya  asset  produktif  seperti  tanah,  bangunan,  dan  aktiva  tetap lainnya perlu dilakukan untuk memperoleh dana segar. Strategi divestasi juga sering dilakukan untuk menggali  modal  untuk  selanjutnya  digunakan  mendanai  akuisisi  atau  investasi.  Strategi  divestasi dapat  juga  menjadi  bagian  dari  keseluruhan  strategi  penghematan  untuk  memangkas    bisnis  yang tidak profitable,  yang  membebani  dan  memerlukan  modal  cukup  banyak,  dan  yang  tidak  sejalan dengan misi dan aktivitas perusahaan. 

Pedoman yang harus diikuti agar strategi divestasi berjalan efektif adalah:
-          Penghematan gagal dilakukan untuk memperbaiki keadaan.
-          Divisi perlu sumber daya lebih dari yang ada.
-          Divisi bertanggungjawab atas keseluruhan performans perusahaan yang buruk.
-          Divisi tidak sejalan dengan organisasi.
-          Banyak dana kas yang dibutuhkan dan tidak dapat digali dari sumber lain.

Contoh divestasi (divestiture) :
-          PT Bank Niaga Tbk. melepas seluruh kepemilikan saham (divestasi) di PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, yang berkedudukan di Jakarta.
-          PT. Indosat mendivestasikan anak perusahaannya, PT. Pramindo Ikat Nusantara yang memiliki nilai buku Rp. 162 miliar.

c.  Strategi Likuidasi (Liquidation)
 Menjual  seluruh  asset  perusahaan  yang  bernilai tangible  merupakan  strategi  likuidasi. Strategi  likuidasi diakui  sebagai suatu  kekalahan  dan  memiliki konsekuensi secara emosional.  Akan tetapi,  lebih  baik  berhenti  operasi  daripada  terus  menerus  kehilangan  sejumlah  uang.  Sebelumnya perusahaan menyatakan diri bangkrut baru setelah itu, dijual asset-aset tangible yang masih bernilai untuk memenuhi kewajiban terutama kepada kreditor.

Pedoman yang harus diikuti agar strategi likuidasi efektif adalah:
-          Ketika strategi penghematan dan divestasi tidak berhasil.
-          Hanya alternatif  bangkrut,  likuidasi  adalah  satu-satunya  cara  untuk  memperoleh dana  kas  atas  asset  perusahaan.  Perusahaan  pertama  harus  menyatakan  diri bangkrut dan kemudian melikuidasi divisi untuk memperoleh kas.
-          Pemilik  perusahaan  dapat  meminimumkan  kerugian dengan  cara  menjual  asset perusahaan.

Contoh likuidasi (liquidation) :
-          Bank IFI dilikuidasi oleh Bank Indonesia.
-          PT Asahimas Flat Glass melakukan likuidasi terhadap anak perusahaannya, yakni Glavermas Mirror Pte Ltd.

1.       STRATEGI DIVERSIFIKASI (DIVERSIFICATION STRATEGY)
 Ada  3  bentuk  strategi  diversifikasi  yakni  :  strategi  diversifikasi  konsentris,  horizontal,  dan konglomerat. 

 

a.  Strategi Diversifikasi Konsentris (Concentric Diversification Strategy)
Dijalankan dengan menambah produk baru yang masih terkait dengan produk yang ada saat ini baik keterkaitan dalam kesamaan teknologi, pemanfaatan fasilitas bersama, ataupun jaringan  pemasaran  yang  sama.  Pedoman  keberhasilan  strategi  diversifikasi  konsentris adalah :
-          Bersaing dalam industri yang tidak atau rendah pertumbuhannya
-          Adanya produk baru yang terkait dengan produk yang ada saat ini dapat menaikkan penjualan produk yang ada
-          Produk baru ditawarkan pada harga yang kompetitif
-          Produk yang ada saat ini berada pada tahap penurunan dalam daur hidup produk Memiliki tim manajemen yang kuat.

Contoh diversifikasi konsentris (Concentric Diversification Strategy) :
-          Perusahaan  mobil  seperti  Suzuki  dan  Honda  juga memproduksi sepeda motor.
-          Kelompok  usaha  Kompas  Gramedia  masuk  ke  bisnis penerbitan  (Elexmedia  Komputindo),  toko  buku (Gramedia) dan penyiaran (Radio Sonora dan TV7).
-           
b.  Strategi Diversifikasi Horizontal (Horizontal Diversification Strategy)
Strategi  diversifikasi  horizontal  adalah  strategi  menambah  atau  menciptakan  produk baru yang tidak terkait dengan produk saat ini kepada pelanggan saat ini. Dasarnya adalah, bahwa perusahaan sudah sangat familiar dengan pelanggannya saat ini dan pelanggan saat ini  sangat  loyal  dengan  merk/brand  perusahaan.  Pedoman  yang  akan  menjamin keberhasilan strategi diversifikasi horizontal adalah :
-          Tambahan produk baru akan meningkatkan revenue secara signifikan.
-          Tingkat kompetisi yang tajam dalam industri yang tidak tumbuh, margin dan return rendah.
-          Saluran distribusi yang ada saat ini dapat dimanfaatkan.

Contoh diversifikasi horizontal (Horizontal Diversification Strategy) :
-          PT.  Garuda  Indonesia  Airways  memiliki  jaringan  hotel  di Indonesia yaitu PT. Aerowisata.
-          Kelompok  Usaha  Kompas  membuka  bisnis  jasa konsultansi perjalanan (travel biro) yang khusus ditujukan bagi  pelanggan  Koran  dan  Majalah  Kelompok  Kompas – Gramedia.

c.  Strategi Diversifikasi Konglomerasi (Conglomerate Diversification Strategy)
Penambahan produk baru dan dipasarkan pada pasar baru yang tak terkait dengan yang ada  saat  ini.  Ide  dasar  strategi  ini  terutama  pertimbangan  profit.  Untuk  menjamin  strategi diversifikasi konglomerasi efektif, ada beberapa pedoman yang perlu diikuti, yakni:

-          Terjadi penurunan penjualan dan profit.
-          Kemampuan manajerial dan modal untuk berkompetisi dalam industri baru
-          Tercipta  sinergi  financial  antara  perusahaan  yang  diakuisisi  dengan  yang mengakuisisi pasar bagi produk saat ini sudah jenuh.
-          Ada  peluang  untuk  membeli  atau  memperoleh  bisnis  baru  yang  tak  terkait yang memiliki peluang investasi yang menarik.
-          Jika ada tindakan antitrust atas bisnis yang terkonsentrasi pada bisnis tunggal.

Contoh diversifikasi konglomerasi (Conglomerate Diversification Strategy) :
-          PT.  Bank  Lippo,  Tbk  sebagai  cikal  bakal  Group  Lippo memutuskan  untuk  bergerak  di  sektor  properti  seperti Lippo Karawaci, Lippo Cikarang, dan Lippo Development.
-          PT.  Maspion  Indonesia  memiliki  PT.  Bank  Maspion Indonesia,  Maspion  Securities,  dan  Maspion  Money Changer. 
1.       STRATEGI INTENSIF (INTENSIVE STRATEGIES)
Kelompok  strategi  ini  disebut  sebagai  intensive  strategies,  karena  mensyaratkan  berbagai  upaya yang intensif untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada. Kelompok strategi ini meliputi tiga strategi, yaitu:

 


a.  Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration Strategy) 
Strategi  ini  dijalankan  untuk  meningkatkan market  share dari  produk  yang  ada  saat  ini pada  pasar  yang  ada  saat  ini  melalui  usaha-usaha  pemasaran  yang  lebih  gencar.    Strategi penetrasi  pasar  paling  sering  digunakan  dan  dikombinasikan  dengan  strategi  lain.  Cara melaksanakan strategi penetrasi pasar dengan mengkombinasikan pemasaran promosi dan harga,  yaitu  melalui  antara  lain  menaikkan  jumlah  tenaga  penjualan,  meningkatkan anggaran  iklan,  menawarkan  secara  gencar  berbagai  item  promosi  penjualan,  atau  bahkan meningkatkan  aktivitas  publisitas.  Efektifitas  strategi penetrasi  pasar  tergantung  pada beberapa factor, antara lain:
-          Pasar belum jenuh.
-          Tingkat pemakaian pelanggan saat ini dapat ditingkatkan secara signifikan.
-          Market share pesaing turun, tetapi penjualan industri naik.
-          Kenaikan skala ekonomi berdampak pada keunggulan kompetitif.
-          Ada  korelasi  positif  signifikan  antara  kenaikan  penjualan  dengan  kenaikan  biaya
pemasaran.

Contoh strategi penetrasi pasar (Market Penetration Strategy) :
-          HM Sampoerna melakukan aktivitas pemasaran dan promosi yang intensif dan besar-besaran untuk produk rokok merk A- Mild Sampoerna.
-          Coca-Cola  menerapkan  strategi  penetrasi  pasar  untuk meningkatkan  pangsa  pasar  dengan  melakukan  upaya pemasaran  yang  lebih  besar.  Untuk  mendukung  strategi tersebut,  Coca-Cola  berusaha  menciptakan  suatu  tren  dan membuat  iklan  yang  unik  dan  kreatif.  Sebagai  contoh nyatanya,  Cola-Cola  meluncurkan  iklan  ”Coca-Cola Brrrrrrr…”. Dilihat dari iklan ini, Coca-Cola ingin menciptakan suatu image bahwa dengan minum Coca-Cola bisa membuat konsumen menjadi lebih bersemangat.

b.  Strategi Pengembangan Pasar (Market Development Strategy) 
Memperkenalkan  produk  yang  ada  saat  ini  pada  pasar  baru  (new  market).  Strategi pengembangan pasar ke new market ini dijalankan dengan memperluas area geografi baru, menambah  segmen  baru,  mengubah  dari  bukan  pemakai  menjadi  pemakai,  menarik pelanggannya  pesaing.  Beberapa  pedoman  yang  akan  membuat  strategi  pengembangan pasar efektif:
-          Saluran distribusi baru lebih andal, murah, berkualitas bagus.
-          Pasar belum jenuh.
-          Ada kelebihan kapasitas produksi.
-          Industri dasar menjadi global secara cepat.

Contoh pengembangan pasar (Market Development Strategy) :
-          PT.  Carrefour  Indonesia membuka  berbagai  gerai  ritel barunya  di  berbagai  kota  besar  di  Indonesia.  Saat  ini Carrefour telah memiliki 30 toko di Indonesia.
-          PT.  Garuda  Indonesia  membuka  berbagai  rute penerbangan  baru  baik  domestik  maupun  mancanegara antara  lain  rute Jakarta-Tanjung  Karang,  Jakarta-Malang dan  Jakarta-Kendari  serta  Yogyakarta -  Singapore  dan Denpasar-Hong Kong.

 c.  Strategi Pengembangan Produk (Product Development Strategy) 
Merupakan  strategi  yang  dijalankan  untuk  menaikkan  penjualan  dengan  memperbaiki atau  memodifikasi  produk  yang  ada  saat  ini.  Menjalankan  strategi  ini  berarti  melibatkan pengeluaran  biaya  penelitian  dan  pengembangan  yang  besar.  Pedoman  yang  harus dijalankan agar strategi pengembangan produk efektif adalah:
-          Produk berada pada tahap kedewasaan dari daur hidup produk.
-          Industri dicirikan oleh pengembangan teknologi yang cepat.
-          Pesaing menawarkan kualitas produk yang lebih baik pada harga yang bersaing.
-          Persaingan yang tajam dalam industri yang sedang tumbuh pesat.
-          Kemampuan yang kuat dibidang penelitian dan pengembangan.

Contoh pengembangan produk (Product Development Strategy) :

-          PT.  Unilever  Indonesia  mengembangkan  produk  Pepsodent dengan beberapa varian.
-          PT.  TELKOM  telah  melakukan  pengembangan  pelayanan, dari  jasa  PSTN  menuju  hingga  jasa  Narrowband  ISDN  dan Intelligent Networks. 


1.       STRATEGI INTEGRASI (INTEGRATION STRATEGIES)

 

a.  Integrasi ke Depan (Forward Integration)
 Strategi integrasi ke depan adalah strategi yang dijalankan dengan meraih  kendali  atas  jalur  distribusi,  mulai  dari  distributor  hingga retailer.  Wujud  dari  kendali  atas  jalur  distribusi  adalah  mendirikan sendiri  jalur  distribusi,  memperoleh  kepemilikan  atas  jalur  distribusi, atau memperoleh kendali. Semakin meningkatnya jumlah manufaktur, atau  dalam  hal  ini  pemasok  menyebabkan  semakin  meningkatnya penggunaan strategi integrasi ke depan oleh manufaktur. E-commerce, franchise,  factory  outlet  adalah  bentuk  pengembangan  strategi integrasi ke depan yang sedang tren saat ini.

Contoh Strategi integrasi ke depan:
-          Perusahaan  PT.  Kimia  Farma membangun  jaringan  apotiknya sendiri yaitu Apotik Kimia Farma.
-          PT.  Astra  International  menguasai saluran  distribusi  sampai  hilirnya dengan mempunyai outlet Shop and Drive  yang  memberikan  pelayanan service dan menjual suku cadang.

 b. Integrasi ke Belakang (Backward Integration)
 Strategi  integrasi  ke  belakang  digunakan  dengan  memperoleh kepemilikan  atau  meningkatkan  kendali  atas  perusahaan  pemasok. Baik  manufaktur  maupun  retailer  membutuhkan  bahan  baku  dari pemasok. 

Contoh integrasi ke belakang (backward integration) :
-          Kelompok  Kompas  Gramedia memiliki  banyak  anak  perusahaan media termasuk penerbitan.
-          PT.  Gudang  Garam  International memiliki  pabrik  kertas  rokok  di Afrika  selain  juga  memiliki  Pabrik Kertas Rokok di Kediri dengan nama PT Surya Zig Zag.

 c. Integrasi Horizontal (Horizontal Integration)
Strategi  integrasi  horisontal  mengarah  pada  strategi  yang memperoleh  kepemilikan  atau  meningkatkan  kendali  atas perusahaan  pesaing.  Merupakan  strategi  yang  paling  tren digunakan secara signifikan dalam strategi pertumbuhan.

Contoh integrasi horizontal (horizontal integration) :
-          PT  Indofood  Sukses  Makmur  yang pertama  kali  populer  dengan  merk dagang  Indomie  membeli  merk Supermi.
-          PT.  Coca  Cola  Bottling  Indonesia mengakuisisi  air  minum  merk  lokal Ades.


Apa itu | Definisi Strategi Integrasi - Strategi Korporasi



Karakteristik dari elemen-elemen lingkungan berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian yang harus  dihadapai suatu organisasi. Elemen-elemen  tersebut, jika ditinjau sebagai suatu kesatuan yang saling berkaitan, merupakan elemen-elemen yang menentukan corak lingkungan. Emery dan Trist menamakan corak ini sebagai “Causal Texture”, untuk memperlihatkan bagaimana  elemen-elemen lingkungan yang saling berkaitan membentuk kesempatan ataupun ancaman bagi organisasi. Selanjutnya mereka menyatakan bahwa terdapat empat jenis tekstur (corak) lingkungan, yaitu sebagai berikut:

1.      Lingkungan Tenang-Acak (Placid-Randomized)
Merupakan jenis lingkungan yang paling sederhana. Keadaannya tenang, yang berarti elemen-elemennya berubah secara perlahan. Kesempatan dan ancaman munculnya sangat jarang. Tetapi,  lingkungan ini bersifat acak, yaitu perubahan pada suatu elemen terjadi tanpa bisa diduga sebelumnya dan tanpa ada kaitannya dengan elemen-elemen lainnya. Contoh jenis lingkungan ini adlah lingkungan suatu apotik di sebuah kota kecil. Perubahan jarang terjadi dan jumlah elemen yang berkaitan dengan perusahaan apotik sangat sedikit.

2.      Lingkungan Tenang-Mengelompok (Placid-Clustered)
Jenis lingkungan ini juga cukup stabil, tetapi lebih kompleks disbanding lingkungan Tenang Acak. Elemen-elemen lingkungan berkaitan satu sama lain dan dapat berubah secara bersamaan (simultan). Karena itu, kessempatan dan ancaman dalam lingkungan semacam ini muncul dalam bentuk kelompok sehingga lebih membahayakan bagi organisasio. Karena perubahan lingkungan ini sangat berbahaya, organisasi perlu mengantisipasi dan berusaha menghindari bahaya karena perubahan ini. Akibatnya perencanaan dan peramalan merupakanm hal yang penting bagi organisasi, sedangkan pengelolaan sehari-hari harus dilakukan dengan cara tertentu, sehingga selalu siap untuk menghadapi perubahan lingkungan. Contoh lingkungan Tenang-Mengelompok ini adalah lingkungan suatu industry kimia. Keluhan mengenai polusi akibat buangan industry dapat terjadi secara simultan, yaitu dari penduduk sekeliling,pemerintah, lembaga pecinta alam, bahkan hingga mempengaruhi konsumen serta supplier bahan, kelompok-kelompok luar ini seringkali membentuk pengelompokan yang menuntut pabrik memperhatikan akibat dari buangannya. Karena itu, organisasi perlu merencanakan dan mengantisipasikan jawaban yang tepat bagi tuntutan kelompok ini.

3.      Lingkungan Diganggu-Bereaksi (Disturbed-Reactive)
Pada jenis lingkungan ini perubahan tidak lagi bersifat acak. Dalam lingkungan ini  tidakan suatu organisasi bias mengganggu ketenangan lingkungan, sehingga akan mengundang reaksi dari organisasi lainnya. Karena itu, lingkungan seperti ini hanya bias terbentuk jika terdiri dari sejumlah organisasi besar yang masing-masing cukup kuat untuk mempengaruhi lingkugan. Selain itu, organisasi-organisasi ini juga saling terlihat satu sama lain, sehingga indaka setiap organisasi diamati secara jelas oleh organisasi lainnya. Lingkungan ini sering kali dinamakan sebagai lingkungan oligopolistic. Contoh dari lingkungan jenis ini adlah lingkungan indutri rokok kretek di Indonesia, yang terdiri dari sejumlah industry rokok kretek yang besar (misalnya Bentol, Djarum, Gudang Garam, dll).

4.      Lingkungan Kacau (Tubulent Field)
Lingkungan ini tandai dengan kompleksitas yang tinggi dan perubahan yang cepat. Berbagai sector berubah secara drastic, dengan perubahan yang saling berkaitan. Lingkungan jenis ini biasanya memberikn akibat yang negative bagi organisasi. Perubahan lingkungan bias cukup dramatis hingga mampu melenyapkan organisasi. Hal ini misalnya terjadi jika ada perubahan teknologi yang sangat dramatis, sehingga semua produk dengan teknologi lama tidak bisa lagi digunakan. Peraturan pemerintah juga bisa memberikan pengaruh yang sama seperti contoh perubahan teknologi tersebut karena saling mempengaruhi, perubahan elemen-elemen lingkungan bisa memberikan akibat negative yang berlipat ganda kepada  organisasi.
Lingkungan kacau ini jarang terjadi, tetapi jika ada maka perencanaan menjadi tidak berarti bagi organisasi. Perubahan-perubahan terjadi sangat drastis, sehingga tidak iantisipasikan oleh organisasi. Cara tebaik untuk menghadapi jenis lingkungan ini adalah melakukan adaptasi, walaupun juga tidak pasti dapat menjamin kelangsungan hidup organisasi.